BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Menteri BUMN melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Banyuwangi, Jumat (6/4). Tiba di Banyuwangi Menteri BUMN Rini Soemarno langsung mengujungi pasar tradisional Rogojampi untuk mengecek harga beras. Dalam kesempatan ini Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang mendampingi langsung blusukan menteri BUMN ini.
Selain itu Menteri BUMN juga diajak Bupati Anas ke Desa Pondok Nongko untuk mengecek penyerapan gabah. Di sana, Rini, diajak memanen padi di lahan seluas empat hektar bersama 50 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Kedawung. Sehabis memanen padi, Rini mengajak berdialog dan memberikan paparan kepada pertani.
Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport
Dalam kesempatan ini Bupati Anas juga memperkenalkan produk beras organik khas Banyuwangi yaitu beras merah organik, hitam organik dan beras germanasi. Produk beras ini sudah kami ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat dan juga sudah mengisi pasar-pasar di kota besar.
"Pemkab juga sudah menyediakan luas lahan untuk produk ini sudah ada 100 hektare," terang Anas kepada Rini di area persawahaan di Desa Pondok Nongko.
Anas menjelaskan ada tiga varietas tanaman padi organik Banyuwangi yang sudah terdaftar sebagai padi asli Banyuwangi di Kementerian Pertanian. Sejumlah kelompok tani telah mendapat sertifikasi produsen beras organik yang bebas pestisida dan pupuk kimia berdasarkan pedoman SNI.
Baca Juga: Petrokimia Gresik di Usia 52 Tahun, Dorong Kemajuan Pertanian dan Industri Kimia Berkelanjutan
Ia menjelaskan, produksi padi rata-rata di Banyuwangi 806.826 ton per hektar atau setara beras 506.202 ton. Banyuwangi setiap tahunnya mengalami surplus beras rata rata 360 ribu ton.
"Bahkan pada 2017 lalu Bulog berhasil menyerap melampaui target hingga 128,6 persen atau 81.395 ton setara beras. Dari target yang hanya 63.300 ton.Tentu dengan tambahan penyerapan dari PT Pertani akan semakin tambah banyak lagi," beber Bupati Anas.
Sementara itu, Rini mengaku senang padi Banyuwangi yang dipanen kualitasnya bagus. Dalam satu hekta hasilnya di atas rata-rata. Kadar airnya juga rendah. Dengan kualitas ini, ia optimis harga gabah petani bisa tinggi.
Baca Juga: Dukung Peningkatan Produksi Padi, Babinsa Lakukan Pendampingan dalam Percepatan Pompanisasi
Program serap gabah, lanjutnya, yang dilakukan BUMN melalui PT pertani adalah program BUMN untuk membeli gabah petani dengan harga yang bagus untuk petani. Pada serap tersebut gabah dibeli dengan harga Rp 4400 per kilogram.
"PT Pertani yang berkerjasama dengan BNI pada Maret 2018 mulai melaksanakan program penyerapan gabah di Banyuwangi, berkolaborasi dengan Dinas Pertanian setempat. BUMN tampil ikut menyerap gabah petani agar petani sejahtera," jelasnya.
Selain itu, Rini juga langsung mengecek ke pasar yang tujuannya adalah mengecek harga beras yang dijual oleh BUMN Pertani yang ia instruksikan untuk menjual beras di bawah harga eceran tertinggi Rp 9.450 per kilogram.
Baca Juga: Digna, Direktur Operasi Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Dewi BUMN 2024
"Ini kita cek langsung. Hasilnya sesuai yang diinstruksikan," terangnya. (gda/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News