Menggunakan ponsel pintar berpengaruh pada nilai sekolah. Demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan di Jepang.
Anak-anak yang menghabiskan waktu dengan ponsel lebih dari empat jam dalam sehari, hasil ujian di sekolahnya lebih buruk daripada mereka yang hanya memakai telepon genggam selama setengah jam per hari. Demikian hasil temuan survei yang dilakukan pemerintah Jepang baru-baru ini.
Baca Juga: Harga Iphone 8 Turun Hingga 1 Jutaan, Smartphone Mungil Ini Layak Digunakan Hingga Tahun 2025?
Sedikitnya, satu dari sembilan anak-anak berusia 14 dan 15 tahun yang menggunakan perangkat telefon genggam mereka empat jam sehari, nilainya berkurang rata-rata 14 persen pada semua mata pelajaran. Khusus untuk pelajaran matematika, nilainya berkurang rata-rata 18 persen.
Juga Anak SD
Hasil riset kementerian pendidikan Jepang menunjukkan hampir separuh dari semua siswa SMP tingkat akhir yang disurvei, menghabiskan waktu dengan ponsel mereka lebih dari satu jam sehari. Mereka memakainya untuk browsing situs, mengirim e-mail dan bermain game. Kurang dari seperempat dari siswa dalam kelompok usia yang sama tidak memiliki ponsel.
Baca Juga: Jet X dan Gamifikasi: Bagaimana Fitur Gamifikasi Meningkatkan Keterlibatan Pemain
Martin Cooper, mantan wakil direktur Motorola dengan ponsel model DynaTAC (Dynamic Adaptive Total Area Coverage). Ini adalah telepon genggam pertama yang dijual secara komersil. Motorola memperkenalkannya di tahun 1973. Tapi baru 10 tahun kemudian ponselnya tersedia di pasaran. Beratnya kurang dari satu kilogram dan harganya mahal. Hampir 4000 Dolar AS.
Penggunaan smartphone ini juga umum di kalangan anak usia 11 tahun. Separuh dari mereka yang duduk di kelas terakhir sekolah dasar memiliki telepon genggam pintar. Lima belas persen dari mereka menghabiskan waktu dengan ponsel pintar sekitar satu jam setiap hari.
Memicu Kecemasan
Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar Crazy Time Casino: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Hasil survei kementerian pendidikan Jepang memicu kekhawatiran bahwa anak-anak sekolah mengabaikan buku mereka karena lebih tertarik pada daya tarik layar kecil di ponsel pintar yang mereka miliki.
Kazuo Takeuchi, yang mempelajari bagaimana cara anak-anak menggunakan ponsel, mengatakan kepada Jiji Press, bahwa anak-anak dengan perangkat komunikasi semacam itu cenderung kurang percaya diri dalam kemampuan akademik mereka, dan mendesak orang tua untuk menetapkan batas penggunaannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News