JAKARTA(BangsaOnline)Pakar ekonomi kebijakan publik, Ichsanuddin Noorsy,
mempertanyakan dukungan PDI Perjuangan terhadap rencana penyesuaian atau
kenaikan harga bahan bakar minyak oleh Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Ditegaskan Noorsy, logika ekonomi yang dipakai PDIP tentu saja bukan ekonomi
konsititusi atau tidak sesuai prinsip Tri Sakti yang selama ini
digembar-gemborkan oleh capresnya, Joko Widodo.
"Konstitusi kita tidak memberikan ruang bagi harga pasar atau harga
keekonomian," tegasnya, dalam diskusi "Bola Panas BBM" di Warung
Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (30/8).
Ia menekankan, cara berpikir atau hitung-hitungan yang dipakai PDIP dan
Jokowi-JK dalam menetapkan kebijakan BBM pastilah tidak ketemu dengan semangat
konstitusi.
"Jadi jangan bicara terlampau jauh, padahal cara berpikir kita lagi
digeser ke logika harga pasar dan harga keekonomian. Sekarang logika ekonomi
apa yang dipakai PDIP?" gugatnya.
Dia juga jelaskan bahwa banyak alternatif solusi. Sejak awal ia mengusulkan
agar pemerintah terbuka mengenai biaya pokok produksi minyak dalam negeri dan
biaya pokok minyak impor, baru bisa berbicara tentang harga.
Kemarin, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri terang-terangan
menyatakan, partainya mendukung kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak
(BBM) bersubidi. Namun ia membantah keras jika partainya dianggap tak
konsisten. Ditegaskannya, kalau subsidi masih ditahan, maka terjadi defisit
anggaran.
"Kami berkalkulasi secara nyata, jangan bilang kami tidak konsisten.
Kalau kenyataannya subsidi dibiarkan, penyediaan BBM membuat rakyat antre dan
sebagainya," tegas Megawati kepada wartawan di Posko Pemenangan Jokowi-JK,
Jalan Sisingamangaraja nomor 5, Jakarta, Jumat (29/8).
Presiden SBY, selaku Ketua Umum Partai Demokrat, menegaskan dirinya pribadi
dan partainya akan mendukung kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK, namun dengan catatan.
"Kalau Pak JK dan Pak Jokowi berencana menaikkan harga BBM, pasti sudah
dipikir baik-baik. Saya pada posisi setuju kalau itu untuk kebaikan untuk semua
rakyat," jelasnya dalam program wawancara khusus "Isu Terkini"
yang disebarluaskan lewat Youtube, kemarin.
Lantas bagaimana sikap Partai Demokrat yang ia pimpin? Sebagaimana partai lain
dalam mekanisme hubungan DPR dan pemerintah, Demokrat tidak terjebak pada
persoalan setuju atau tak setuju kenaikan harga BBM.
"Berapa besar naiknya? Lantas kapan dinaikkan? Ada tidak proteksi kepada
rakyat miskin? Kalau besarannya pas , waktunya tepat dan pemerintahan Pak Jokowi
memperhatikan yang miskin dan terdampak, Demokrat pasti mendukung," terang
SBY.
"Partai kami , ada pemilu atau tidak , kalau kebijakan logis pasti
didukung. Kami ingin konsisten. Jangan sampai partai politik berubah-ubah
setuju atau tidak, nanti rakyat bingung. Yang penting kita jernih melihat
persoalan," tambahnya.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News