BLITAR, BANGSAONLINE.com - Penyakit pertusis (batuk rejan) ditemukan di Kabupaten Blitar. Seorang anak berusia lima tahun yang tidak disebutkan namanya di Bence, Garum dipastikan positif tertular penyakit tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan Pemberatasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Krisna Yekti mengatakan, sebenarnya penyakit pertusis ini sudah hampir 20 tahun terakhir tak pernah ditemukan di Kabupaten Blitar. Untuk itu satu kasus yang mendera balita asal Bence ini menjadi perhatian khusus Dinkes.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
"Gejalanya batuk tanpa henti dan mata merah serta sedikit bengkak. Dan kasus ini sebenarnya sudah lama sekali tak ditemukan di Kabupaten Blitar, sudah hampir 20 tahunan," ujar Krisna, Jumat (25/5).
Menurut dia, penyakit pertusis ini sangat rentan menular. Terutama pada anak-anak. Berdasarkan penelusuran dan keterangan keluarga balita di Bence ini, Dinkes juga mendapatkan fakta jika penyakit itu ditularkan oleh tamu dari luar kota yang berkunjung kerumahnya seminggu sebelum tertular. Selain itu faktor lain yang membuat penyakit ini mudah menular adalah pemberian imunisasi yang tidak lengkap kepada anak.
"Berdasarkan keterangan pihak keluarga kepada petugas Dinkes, memang sebelum tertular ada tamu dari luar kota yang berkunjung ke rumah mereka dan memiliki gejala mirip pertusis. Seminggu kemudian anak ini langsung mengalami gejala yang sama,"jelasnya.
Baca Juga: Aktivis Antikorupsi Blitar Geruduk 2 Kejari, Desak Usut Aktor Kunci Kasus Rasuah
Saat ini kata Krisna, Dinkes Kabupaten Blitar telah menurunkan petugas untuk memantau kondisi kesehatan penderita. Selain petugas yang memantau kondisi kesehatan setiap harinya, Dinkes juga menerjunkan dokter spesialis anak untuk memeriksa kondisi kesehatan penderita.
"Petugas setiap hari rutin ngecek. Selain itu juga ada dokter spesialis anak yang mendampingi,"jelas Krisna.
Untuk diketahui Pertusisdikenal sebagai batuk rejan, adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Batuk rejan sangat mudah menular melalui mulut dan hidung. Misalnya ketika anak batuk atau bersin tidak menutup mulut. Ludah dan air liur yang menyembur dapat mengenai orang lain di sekitarnya, sehingga bakteri dapat masuk dan berkembang biak di tubuh inang yang baru.
Baca Juga: Korban Kecelakaan di Blitar Diketahui Bawa Ganja, Polisi Dalami Keterlibatan Jaringan Narkoba
"Jika tak segera ditangani pertusis bisa menyembabkan sulit bernapas sehingga membuat paru kelelahan dan membuat anak kekurangan oksigen. Hal ini berakibat fatal karena bisa berujung pada gagal nafas,"imbuhnya.
Untuk mencegah penyakit ini Dinkes mengimbau kepada masyarakat untuk segera memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala pertusis. Sehingga cepat ditangani dan mendapatkan perawatan medis. (ina/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News