Kisah Luar Biasa Striker Manchester City Nadia Nadim

Kisah Luar Biasa Striker Manchester City Nadia Nadim Nadia Nadim. foto: afp

MANCHESTER, BANGSAONLINE.com - Senyum menerangi wajah Nadia Nadim saat penyebutan deskripsi "sepak bola Malala Yousafzai" pada tahun 2012. Yousafzai mendapatkan perhatian dunia ketika dia ditembaki Taliban saat bepergian dengan bus sekolah di wilayah Swat Pakistan, setelah kelompok ekstrimis melarang perempuan sekolah.

Setelah kondisi pulih, kampanye berikutnya untuk hak pendidikan untuk anak perempuan di seluruh dunia mengakibatkan dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2014. Sosok Yousafzai menjadi motivasi bagi Nadim.

Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad

Setelah ayahnya, Ramadin, seorang jenderal di tentara Afghanistan, dibunuh oleh Taliban, Nadim yang lahir di Herat melarikan diri bersama ibunya, Hamida, dan empat saudara perempuannya, menggunakan paspor palsu memasuki Eropa.

Inggris adalah tujuan yang direncanakan, tetapi truk kargo menurunkan keluarga ini di Kota Randers Denmark. Mereka kemudian memulai kehidupan yang tidak pernah mereka bayangkan. Sebuah kamp pengungsi di Aalborg menyediakan rumah sementara, sambil menunggu suaka. Di sanalah Nadim yang berusia 12 tahun mulai bermain sepak bola, olahraga yang akan ia cintai.

Dia bermain untuk B52 Aalborg, Tim Viborg, IK Skovbakken, dan Fortuna Hjorring, dan membuat debut internasionalnya melawan AS pada tahun 2009 setelah memperoleh kewarganegaraan Denmark. Kini, dia membuat negaranya bersinar, serta membawa Manchester City lolos ke Liga Super Wanita Inggris.

Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya

“Aku mencintainya, seorang wanita muda yang menginspirasi,” kata Nadim tentang Yousafzai. “Salah satu orang termuda yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian - dia adalah seseorang yang saya hormati.”

“Saya belum bertemu dengannya, tetapi insya Allah suatu hari nanti saya akan mendapatkan kesempatan. Saya mengikuti yayasan pendidikannya di media sosial dan semua yang dia lakukan. Saya suka bahwa dia menempatkan pendidikan di nomor pertama. Saya tidak tahu apakah saya menganggap diri saya sebagai panutan seperti itu, tetapi orang-orang mengatakan seperti saya, dan tindakan saya, berbicara sendiri.”

“Saya Muslimah, saya bangga akan hal itu. Jangan menyembunyikannya. Dan saya malah ingin menunjukkan bahwa orang Muslim, wanita Muslimah, dapat melakukan apa saja. Saya merasa memiliki tanggung jawab dan platform untuk mencoba mendidik, untuk membuat orang lain mengerti bahwa mereka tidak sendirian, bahwa ada harapan.”

Baca Juga: Sarat Nilai Keimanan, Khofifah Ajak Teladani Sifat Zuhud Abu Wahb Bahlul bin An as Shairofi Al Kufi

"Berada dalam posisi untuk menginspirasi anak-anak yang lebih muda, atau siapa pun yang telah berjuang atau memiliki latar belakang yang sulit, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa segala sesuatu mungkin terjadi, saya merasa diberkati dan istimewa untuk berada di posisi ini."

Sumber: http://www.arabnews.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'H Muhammad Faiz Abdul Rozzaq, Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah Asal Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO