Unik, TPQ di Nganjuk ini Berlokasi di Masjid Sekolah Tanpa Tembok

Unik, TPQ di Nganjuk ini Berlokasi di Masjid Sekolah Tanpa Tembok Para santri TPQ Maftakhussuluk saat belajar mengaji di Masjid SMKN 1 Tanjunganom. Foto: DEWI TALITHA N. N./ BANGSAONLINE

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - TPQ Maftakhussuluk di Masjid SMKN 1 Tanjunganom, Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, menjadi perhatian banyak orang karena keunikannya.

Berbeda dengan TPQ lain yang biasanya berada di lingkungan pesantren atau masjid perkampungan, TPQ ini justru terletak di masjid milik sekolah yang berdiri tepat di pinggir jalan raya.

Letaknya yang strategis membuat banyak orang yang melintas sering melihat aktivitas belajar mengaji di dalamnya.

Namun, hal yang paling mencuri perhatian adalah kondisi masjidnya yang tidak memiliki tembok.

Masjid ini memang didesain terbuka, sehingga udara bebas masuk dan keluar tanpa penghalang.

Para santri yang belajar di dalamnya bisa merasakan suasana yang lebih segar dan nyaman dibandingkan dengan ruang kelas tertutup.

Uniknya lagi, meskipun berada di dekat jalan raya yang ramai, suasana belajar tetap khidmat dan para santri tetap fokus dalam membaca Al-Qur’an.

Keunikan ini membuat TPQ Maftakhussuluk terasa lebih istimewa. Biasanya, masjid sekolah hanya digunakan oleh siswa untuk salat dan kegiatan keagamaan internal. Tetapi di SMKN 1 Tanjunganom, masjidnya difungsikan sebagai tempat belajar Al-Qur’an bagi masyarakat sekitar.

Tidak ada batasan antara dunia luar dan kegiatan belajar, menciptakan suasana mengaji yang lebih interaktif dan terbuka.

Metode pembelajaran di TPQ ini juga tak kalah unik. Para santri diajarkan membaca jilid dengan menggunakan ketukan kayu sebagai panduan tajwid.

Dengan mendengar ritme ketukan, mereka lebih mudah memahami panjang-pendek bacaan. Metode ini menggantikan cara konvensional yang biasanya hanya mengandalkan buku atau hafalan tanpa bantuan ritme.

"Saya senang sekali ngaji di TPQ maftakhussuluk," ujar salah satu santri pada BANGSAONLINE.com, Kamis (30/01/2025).

Banyak santri yang juga mengaku lebih mudah memahami bacaan Al-Qur’an karena suasana terbuka membuat mereka lebih rileks dan tidak tertekan.

TPQ Maftakhussuluk mengadakan kegiatan belajar setiap sore. Waktu ini dipilih agar para santri bisa belajar dengan nyaman sebelum memasuki waktu maghrib.

Walaupun hanya satu jam, metode ketukan kayu yang digunakan membuat pembelajaran lebih efektif dan santri lebih cepat memahami bacaan.

Keberadaan TPQ ini mendapat sambutan baik dari masyarakat sekitar. Banyak orang tua yang senang karena anak-anak mereka bisa belajar Al-Qur’an di tempat yang nyaman dan unik.

"Biasanya anak saya cepat bosan saat belajar mengaji. Tetapi di sini mereka lebih semangat karena suasananya berbeda dan metode belajarnya juga menarik," kata seorang wali santri.

Keunikan TPQ Maftakhussuluk ini menunjukkan bahwa belajar Al-Qur’an tidak harus selalu dilakukan dalam ruang tertutup.

Dengan konsep masjid tanpa tembok dan lokasi yang berada di pinggir jalan raya, TPQ ini justru berhasil menciptakan suasana belajar yang lebih terbuka, santai, dan efektif.

Diharapkan, konsep seperti ini bisa menginspirasi lebih banyak tempat lain untuk menghadirkan pendidikan agama yang lebih inovatif. Karena pada akhirnya, yang terpenting dalam belajar Al-Qur’an bukanlah tempatnya, tetapi bagaimana membuat proses belajar menjadi lebih nyaman dan mudah dipahami oleh para santri.