LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Dua hari menjelang Perayaan Idul Fitri 1439 hijriyah, beberapa toko emas di Pasar Baru atau lebih dikenal dengan sebutan Pasar Tingkat Kota Lamongan diserbu pembeli.
Para pembeli, mulai berburu perhiasan untuk dipakai pada Lebaran nanti. "Ya ingin pakai perhiasan pas lebaran nanti," ucap Eka Aulia Warga Desa Dermolemahbang Kecamatan Sarirejo, Selasa (12/6)
Baca Juga: Hadiri Festival Kupatan di Tanjung Kodok, Bupati Lamongan: Upaya Lestarikan Tradisi Leluhur
Menurut Eka, di saat bulan puasa seperti sekarang ini harga perhiasan tak ubahnya seperti harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan. "Sekalipun harganya naik tapi tetap beli. Kalau butuh kan juga bisa dijual lagi," tambahnya.
Penjaga salah satu toko emas di Pasar Tingkat, Komariah menyebut jumlah pembeli perhiasan emas memang mengalami lonjakan seiring kian dekatnya hari raya Idul Fitri. "Dibanding hari- hari biasa, omzet toko ya naik," akuinya.
Komariah menyebut, di pekan terakhir Ramadhan ini, omzet penjualan naik mencapai 50 persen. Bahkan, Ia mengaku sempat kewalahan melayani banyaknya pembeli emas yang ingin melihat dan mencoba sebelum memastikan untuk dibeli.
Baca Juga: Warga Muhammadiyah di Lamongan Gelar Salat Idul Fitri 1444 H Hari ini
"Kalau ramai ada rasa takut juga kalau pas dicoba emasnya bisa saja hilang. Kalau harganya macam-macam, dari harga Rp. 265.000 sampai Rp. 400.000 per-gram, sesuai kadar emasnya," Urainya.
Sementara di stan pakaian juga sesak dikunjungi warga yang mempersiapkan kebutuhan, terutama pakaian anak-anak dan orang dewasa. Pantauan BANGSAONLINE.com, tampak Pasar Baru yang terletak di tengah kota ini ramai. Jalan dan sebagian toko pakaian terlihat sibuk sesak dipadati calon pembeli.
Salah satu pembeli, Miswarni (33) mengaku datang ke Pasar Baru Lamongan untuk membeli pakaian, sandal dan ikat pinggang untuk adiknya. “Dari Kembangbahu, mau beli pakaian untuk lebaran,” ujarnya
Baca Juga: Pemkab Lamongan Jamin Keamanan Para Pemudik Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah
Sementara seorang pemilik toko pakaian, Maimun (30), mengakui jelang lebaran tahun ini jumlah pengunjung di pasar Baru Lamongan memang membeludak. Mayoritas para pengunjung mengincar pakaian.
“Transaksi di Pasar Baru Lamongan mengalami peningkatan drastis dibandingkan pada awal-awal Ramadhan. Pakaian, jilbab, mukena, sandal dan juga sepatu,” ujarnya.
Membeludaknya pengunjung Pasar Lamongan memaksa petugas harus melakukan rekayasa mengubah arus lalin untuk mengurai kemacaten. Petugas lalu lintas memasang papan berbingkai melintang di dua tempat. Papan itu menandakan beruliskan "Arus Dialihkan" dilengkapi dengan rambu arah pengalihan jalan.
Baca Juga: Libur Lebaran, RSUD dr. Soegiri Lamongan Siagakan IGD 24 Jam
Sebenarnya kemacetan akibat padatnya arus lalu lintas itu mulai terasa sejak sepuluh hari kedua Ramadan. Pengunjung pasar mulai berjubel melintas di Jl Dr Wahidin dan KH Asyari. Tak hanya siang hari saat pasar masih buka kemacetan terjadi. Malam hari-pun kepadatan arus lalu lintas tidak terhindarkan,karena trotoar di sepanjang dua jalan itu kalau malam tetap buka.
Praktis jumlah parkir kendaraan roda dua yang mendominasi di kanan kiri dua jalan itu juga menambah kemacetan arus lalu lintas yang sangat parah.
Apalagi satu dari dua jalur jalan di jl KH Asyari depan Masijid Agung selatan Pasar Kota ditutup total lantaran dimanfaatkan untuk pengerjaan pembangunan dua menara raksasa Masjid Agung yang hingga kini masih berlangsung. (qom/rev)
Baca Juga: Bupati Lamongan Salat Id di Rumah Dinas, Menantu Jadi Khatib
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News