Gejolak Harga Berbagai Komoditas di Kota Blitar: Telur Turun, Cabai Meroket

Gejolak Harga Berbagai Komoditas di Kota Blitar: Telur Turun, Cabai Meroket Harga cabai terus mengalami kenaikan pasca Lebaran Idul Fitri lalu. foto: AKINA/ BANGSAONLINE

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Harga sejumlah komoditas di pasar tradisional Kota Blitar sedang bergejolak. Setelah harga telur yang mencapai Rp 27.000 per kilogram turun menjadi Rp 25.000 per kilogram, kini giliran harga cabai rawit merangkak naik.

Harga cabai mulai naik pasca lebaran. Dari harga Rp 27.000 per kilogram kini harganya sudah menyentuh Rp 48.000 per kilogram.

Baca Juga: Pabrik Gula RMI Blitar Targetkan Produksi 1,1 Juta Ton pada 2024

"Usai lebaran setiap tiga hari sekali selalu naik antara 2 sampai 3 ribu. Sampai hari ini harganya menyentuh Rp 48.000 per kilogram," ungkap Susilo, salah satu pedagang cabai di pasar Templek Kota Blitar, Kamis (19/7/2018).

Susilo mengaku naiknya harga cabai di Kota Blitar dipengaruhi berbagai faktor. Selain faktor cuaca, juga karena banyaknya petani cabai yang beralih ke tanaman lain seperti jagung. Petani cabai tidak mau mengambil risiko dengan menanam cabai yang memang rentan terhadap perubahan cuaca, sehingga mengakibatkan sering gagal panen.

Selain itu petani biasanya juga memilih untuk mengirim langsung cabai ke Jakarta. Dengan alasan harga di Jakarta lebih tinggi, daripada hanya dijual di daerah saja.

Baca Juga: Usai Lebaran, Bupati Blitar Kembali Genjot Program OVOP

"Saya ngambilnya dari daerah Blitar Selatan. Kalau beli langsung harganya bisa selisih 5 ribu daripada diantar. Tapi itupun kalau di sana (Blitar selatan) ada barang. Kadang juga gak ada barang karena biasanya mereka kirim langsung ke Jakarta," jelasnya.

Hal senada diakui Sanusi. Wanita yang sudah tahunan menjadi pemasok cabai di Pasar Legi Kota Blitar ini mengaku tahun ini sudah tidak lagi jadi pemasok. Hal itu karena banyaknya petani yang mengirim cabainya ke Jakarta.

"Mereka minta harganya disamain sama Jakarta, kalau pemasok kecil kayak saya ya sudah gak kuat. Sekarang paling keras sehari saya hanya bisa jual 50 kg. Hanya ngecer," tutur Sanusi. (ina/rev)

Baca Juga: Permintaan Gas Elpiji Nonsubsidi di Blitar Turun Hingga 10 Persen, ini Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO