PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Pengembangan plasma nutfah itik di Kabupaten Pasuruan saat ini dianggap cukup berhasil. Tak heran banyak kabupaten lain mulai melirik potensi usaha ternak tersebut untuk dikembangkan di daerahnya. Salah satu wilayah yang menimba ilmu adalah Kota Semarang.
Salah satu keberhasilan plasma nutfah itik terkenal di Indonesia ada di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Kecamatan Rejoso. Tingkat populasi itik di Kecamatan Rejoso tembus angka 10.000 ekor yang terkonsentrasi di dua desa. Tak heran bila Kecamatan Rejoso terkenal sebagai pemasok telur itik terbesar ketiga di Kabupaten Pasuruan setelah Kecamatan Gempol dan Grati.
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
Itik di wilayah Kecamatan Rejoso terbanyak adalah itik Champbel. Jenis unggas ini dikenal lebih tahan terhadap cuaca panas wilayah Rejoso. Sebagai pemasok utama telur itik di wilayah Kabupaten Pasuruan, kelompok-kelompok ternak di Rejoso berperan cukup aktif dalam menyediakan permintaan pasar tentang telur asin.
Menurut Kadis Peternakan dan dan Ketahanan Pasuruan Irianto yang dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, salah satu kelompok yang cukup terkenal dan mumpuni di Kecamatan Rejoso adalah kelompok Kawisrejo. Kelompok ini binaan Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan sejak tahun 2010. Sistem pemeliharaan dan manajemen di kelompok tersebut perlahan-lahan mulai berubah dari sistem penggembalaan tradisional menjadi pemeliharaan sistem kandang terpadu.
“Penerapan sistem kelompok 17-4-17, yaitu dengan membatasi jumlah anggota kelompok kecil sebanyak 17 orang per kelompok, dengan sanksi jika 4 bulan kandang itik tersebut tidak diisi dengan itik anakan atau itik dara siap telur, maka otomatis anggota tersebut keluar dari kelompok kecil dan wajib digantikan dengan orang lain di dalam kelompok kecil tersebut,” jelas Irianto.
Baca Juga: Khofifah Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Pasuruan
Dengan sistem manajemen terpadu itulah maka jaminan ketersediaan populasi itik dan telur di Kecamatan Rejoso dapat dipenuhi. Dengan demikian, tidak terjadi kemacetan atau kekurangan ketersediaan telur asin di wilayah tersebut.
Hal itu membuat Kota Semarang sebagai daerah dengan kondisi wilayah yang hampir sama dengan Kecamatan Rejoso datang berkunjung ke Kabupaten Pasuruan untuk ngangsu kaweruh metode pemeliharaan itik.
Selama ini Kota Semarang memenuhi kebutuhan telur asin dari kota–kota lain. Diharapkan dengan ilmu yang didapat dari Kelompok Kawisrejo dapat diterapkan bagi perkembangan dunia peternakan Kota Semarang. (hab/par/rd)
Baca Juga: DPRD Kabupaten Pasuruan Sahkan APBD Tahun Anggaran 2025 Rp3,9 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News