Ternyata Semburan Air Sumur di Ngawi Membawa Duka Tersendiri bagi Pemilik Sawah

Ternyata Semburan Air Sumur di Ngawi Membawa Duka Tersendiri bagi Pemilik Sawah Bupati Ngawi Kanang Sulistyono saat meninjau semburan. Fenomena tersebut membawa duka tersendiri bagi pemilik sawah.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Hingga hari ke-5 saat ini (Kamis, 9/8) dari sumur sawah di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaran, Kabupaten masih stabil dan tidak nampak tanda-tanda berkurang. Semburan air sumur sawah yang menghebohkan warga dan sekitarnya itu tidak hanya membawa berkah bagi pemilik lahan, tapi duka. 

Adalah Mujianto (43) warga Desa Planglor, Kec. Widodaren si pemilik lahan tersebut. Saat ditemui BANGSAONLINE.com, ia mengeluh dengan adanya dari sumur sawah miliknya.

Baca Juga: Polsek Sine Ngawi dan Tim Gabungan Kerja Bakti di Rumah Warga Terdampak Longsor

Dari keterangannya, bahwa sumur sawah miliknya tersebut baru dibuat sekitar 8 bulan yang lalu. Sedangkan sumur sawah yang berkedalaman 80 meter dari atas permukaan tanah tersebut baru dimanfaatkan untuk mengairi sawahnya satu kali musim tanam padi.

"Saya membuat sumur ini dengan biaya 50 juta dan baru dimanfaatkan 6 bulan yang lalu," jelas Mujianto, Kamis (9/8).

Semburan tersebut bermula saat Mujianto akan menyalakan mesin sibel (pompa air) untuk mengairi lahan sawahnya yang hendak ditanami padi. Belum sempat mengolah lahan, terjadilah fenomena yang menghebohkan warga itu.

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana

Dinas ESDM dan Dinas Kesehatan Pemprov Jatim sudah meninjau dan mengambil sampel air dari semburan tersebut, Rabu (8/8) kemarin. Namun hasilnya masih menunggu sekitar 2 pekan.

Mujianto berharap agar pemerintah daerah segera memastikan kualitas air tersebut berbahaya atau tidak agar ia bisa kembali beraktivitas bercocok tanam. "Untuk saat ini air yang mengalir telah dapat mengairi sawah di sekitar seluas 3 hektar," terangnya.

Hal tersebut membuat sawah Mujianto tergenang sehingga padi yang baru saja disemainya menjadi mati. Totalnya, dampak adanya fenomena alam yang tidak biasa tersebut membuat Mujianto mengalami kerugian materi sekitar Rp 50 juta.

Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu

Setelah sumur sawahnya tidak lagi bisa dioperasikan, kondisinya pun berlubang makin meluas serta bangunan di atasnya seluas 4×5 meter hampir roboh.

“Rugilah, kalau begini lebih memilih beli pulsa saja untuk menghidupkan sibel bertenaga listrik daripada nyembur sendiri itu. Kalau takut pasti, soalnya bisa juga dikemudian hari sekitar sumur itu ambles,” pungkasnya. (nal/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO