TUBAN, BANGSAONLINE.com - Tim Mahasiswa Pecinta Alam (Mahipal) Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) kembali menelusuri keberadaan gua di wilayah Kabupaten Tuban.
Kali ini melalui tim ekspedisinya, Mahipal memetakan Gua Temu Giring yang baru saja ditemukan pada beberapa bulan lalu. Lokasi gua itu berada di dekat wisata air terjun Ngelirip di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Baca Juga: Pemkab Tuban Belum Berencana Kembangkan Gua Temu Giring
Informasi yang berhasil dihimpun, keindahan gua ini hampir sama dengan gua lain yang banyak ornamennya. Namun, ada yang lebih menarik lagi dalam gua tersebut, karena terdapat air terjun dan aliran sungai yang deras.
Salah satu aktivis sekaligus pembina Mahipal Unirow, Nafikurrohman kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (28/8) mengatakan, bahwa gua Temu Giring bukan gua baru seperti yang ditemukan di Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Menurutnya, gua tersebut merupakan salah satu gua yang terlewati atau belum terpetakan untuk program ekspedisi tahunan. Oleh sebab itu, tim melakukan pemetaan data secara lengkap dari gua tersebut selama beberapa hari ini.
"Goa temu giring ini baru kita ketahui pada tahun ini. Akhir-akhir ini tim mulai memulai memetakan keberadaa goa tersebut," ujar Nafik sapaan akrabnya.
Baca Juga: Tim Kementerian Lingkungan Hidup Teliti Gua Pertiwi di Semanding
Nafik mengaku tak menduga jika di mulut gua itu terdapat tangkapan air dari kawasan permukaan. Bahkan saking luasnya tangkapan air permukaan, hingga menjadikan struktur gua berbentuk aliran sungai bawah tanah dengan banyak percabangan dan lorong bertingkat. Kondisi ini menjadi sangat penting untuk dikaji ulang akan impact atau dampak berantai dari goa terhadap lingkungan sekitar.
"Kalau dianalisa arah lorong gua, gua ini juga menjadi salah satu pipa atau aliran penyuplai pasokan air sekitar sungai Ngelirip. Sehingga, sangat penting untuk melakukan tindakan pengelolaan, pemeliharan, dan pemanfaatkan lokasi sekitar goa yang lebih strategis," urainya.
Baca Juga: Hasil Pemetaan Gua di Desa Jadi Semanding, Begini Kondisinya
"Jika terjadi kerusakan atau pengelolaan yang salah, maka sangat berpengaruh terhadap ekosistem air sungai Nglirip. Baik kondisi alirannya maupun volume air sungai. Banyak potensi yang perlu diinventarisir lebih lanjut. Potensi singkatnya yang bisa dilihat dari gua ini merupakan salah satu produk pendukung serangkaian obyek wisata air terjun Nglirip. Oleh sebab itu, sebagai salah satu organisasi pemerhati gua, kami akan terus mengkaji dan menginventarisir lebih lanjut, baik potensi maupun ancaman yang terjadi terhadap gua-gua di Kabupaten Tuban," papar alumnus Prodi Matematika ini.
"Dalam gua ini banyak potensinya, baik potensi Hidrologi, Biologi, dan sungai bawah tanah. Dan gua ini memang lebih cocok untuk wisata minat khusus, karena kondisinya turunan vertikal dengan kedalaman 15 meter," bebernya.
Untuk itu, ia menilai jika gua tersebut cocok untuk untuk para wisatawan yang suka pertualangan, apabila nantinya dikembangkan. Apalagi di dalamnya terdapat aliran sungai serta air terjun yang diprediksi bisa menarik wisatawan minat khusus, selain karena keindahan ornamennya.
Baca Juga: Gua di Bawah Tambang Kapur Semanding Ternyata Memiliki Ornamen Unik dan Langka
"Untuk ketinggian atap gua sampai ke dasar memang variatif atau berbeda-beda, mulai 13 hingga 15 meter. Sedangkan, panjang goa yang baru ditelusuri sekitar 300 meter, dan itu baru 20 persen dari lorong-lorong yang belum ditelusuri dan dipetakan. Sebab, masih banyak lorong percabangan," pungkas aktivis pecinta alam asli kelahiran Bulu Jowo, Kecamatan Bancar ini. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News