SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato menjadi bagian catatan sejarah penting bagi Kota Surabaya. Untuk mengenang peristiwa heroik tersebut, ribuan orang terlibat dalam drama teaterikal di depan hotel yang kini bernama Hotel Majapahit ini.
Selain para veteran, hadir Wali Kota Tri Rismaharini dan jajaran Forkompimda Kota Surabaya di antaranya, Kapolrestabes Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolres Tanjung Perak Antonius Agus Rahmanto dan Danrem 084/Bhaskara Jaya.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Sebelum drama teatrikal dimulai, seluruh peserta dan pejabat yang hadir mengikuti upacara bendera yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu perjuangan.
"Cek kurang ajar arek Londho ngibarno gendero abang putih biru nang bumi Suroboyo. Iki Indonesia wes merdeka. Dukno genderomu," terdengar rekaman suara disertai dentuman ledakan yang memulai aksi teatrikal perobekan bendera, Rabu (19/9/2018).
Risma mengaku sangat senang dengan banyaknya generasi muda yang terlibat dalam peringatan ini.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
"Ini membuktikan jika semangat juang pantang menyerah para pejuang dengan segala keterbatasan juga dimiliki generasi muda yang mulai menghargai perjuangan dan ikut berjuang di masanya saat ini," kata Risma kepada wartawan usai mengikuti teatrikal.
Ia juga akan terus menyerukan semangat juang kepada generasi penerus agar makin kuat dalam mencapai keinginan serta menang dalam 'pertempuran' masa kini dalam bentuk lain.
"Semangat itu yang terus kita gelorakan. Anak-anak sudah mulai mengerti dan terus kita pompa supaya mereka tetap menjadi tuan dan nyonya sendiri di kota maupun di negara kita sendiri," harap Risma.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Tak hanya aksi perobekan bendera Belanda, Risma berencana akan menambah kegiatan teatrikal serupa. Salah satunya pertempuran arek-arek Suroboyo dengan tentara Tar tar. Namun Risma mengaku masih mengumpulkan bukti sejarah dari berbagai sumber terkait peristiwa tersebut.
"Selain perobekan bendera, perjuangan saat menang dari tentara Tar tar juga, tapi sedang kita susun," ungkap Risma.
Untuk sementara, dari arsip sejarah yang ada baru sebatas diketahui bahwa pertempuran arek-arek Suroboyo dengan pasukan Tar tar terjadi di seputaran Jembatan hingga Peneleh.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
"Lokasinya bukan di Perak. Dulu pelabuhannya bukan di sana (Tanjung Perak) tapi di Peneleh kalau lihat sejarahnya. Ini yang saya dapat dari arsip. Antara Jembatan Merah sampai Peneleh kita masih cari lokasi pastinya," ujar Risma.
Peringatan atau refleksi peristiwa ini memang rutin digelar setiap tanggal 19 September setiap tahunnya. Biasanya aksi teatrikal ini melibatkan ratusan hingga ribuan pelajar di Kota Surabaya, sekaligus untuk mengenang perjuangan para pahlawan.
Peristiwa perobekan tentara Belanda di Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) memang terjadi pada tanggal 19 September 1945 sebagai puncak dari pertempuran 10 November. (yul/dur)
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News