NORTH YORKSHIRE, BANGSAONLINE.com – Oscar Abbey, bayi berusia 7 bulan ditemukan ayahnya dalam kondisi tewas tercekik, setelah kepalanya masuk celah-celah pintu ‘pagar’ tempat tidur. Tak pelak sang ayah pun mengajukan tuntutan kepada produsen tempat tidur bayi itu.
Tempat tidur ini tidak dijual bebas, namun harus memesan dulu kepada produsennya, Playtime Beds Limited, seharga 610 poundsterling (sekitar Rp 11,6 juta). Di usia 7 bulan itu, dalam kondisi tertidur, kepala bayi masuk ke celah-celah pagar pintu tempat tidur. Dia tercekik, dan tewas.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Pengadilan menerima tuntutan dan menggelar sidang. Kemarin, bos dari Playtime Beds Limited, Craig Williams, yang merancang tempat tidur bayi, hadir. Dia didakwa pembunuhan massal oleh kelalaian dan penipuan.
Dia dituduh menunjukkan "ketidakpedulian" terhadap kematian Oscar dan mengabaikan risiko keamanan bagi anak-anak dalam upaya untuk menghemat uang.
Hakim mendengar, pasangan suami istri Shannon Abbey dan Charlie Abbey dari York di North Yorkshire membeli tempat tidur dari perusahaan tersebut pada bulan Oktober 2016. Tempat tidur itu untuk Oscar, dan kakak laki-lakinya, Maxwell. Maxwell suka tidur di atas karena ada tangga untuk naik dan ada slurutan untuk turun.
Baca Juga: Polisi Ungkap Pembuangan Bayi di Sumenep, Ternyata Hasil Hubungan Gelap
Adik laki-lakinya tidur di ranjang bawah, yang memiliki pintu berlubang. Lima hari setelah menggunakan tempat tidur ini, pada 3 November 2016, "tragedi" melanda. Ayah Oscar, Charlie, hendak pamitan untuk berangkat kerja. “Namun, saya melihat leher anak saya tercekik lubang pintu,” kata dia.
“Saya melihat kepala Oscar terjepit, sedangkan seluruh tubuhnya di luar ranjang. Sepertinya dia mencoba merangkak mundur tetapi kepalanya tertahan. Saya mengulurkan tangan dan bisa merasakan dia sangat dingin. Aku meletakkan satu lengan di bawahnya dan yang lainnya di sisi tempat tidur dan memasukkan tubuhnya kembali melalui lubang. Ketika saya melakukannya, saya membalikkan tubuhnya dan ketika saya melihat wajahnya ... saya langsung menyadari bahwa dia telah pergi.".
Ayah berusia 24 tahun itu berteriak memanggil ibu Oscar, Shannon (23), untuk menelepon ambulans.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Namun jaksa John Elvidge QC mengatakan kepada pengadilan Leeds, itu "tidak berhasil ... Oscar sudah mati".
“Jadi selama malam itu, tubuhnya menggeliat melalui lubang di bagian depan tempat tidurnya, tetapi kepalanya terlalu besar untuk melewati pagar. Akibatnya dia tercekik sampai mati. Dia kekurangan oksigen," kata jaksa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News