MIMINGO, BANGSAONLINE.com - Sebuah pulau karang kecil seukuran setengah lapangan sepak bola, di Danau Victoria, kawasan perbatasan Uganda dan Kenya, dihuni sekitar 500 nelayan. Meski tak luas, namun di pulau itu sudah ada empat bar, salon rambut, dan beberapa rumah bordil alias lokalisasi.
Beberapa lokalisasi di pulau karang ini didatangkan dari tiga negara yang berdekatan, yaitu Kenya, Tanzania, dan Uganda. Di beberapa lokalisasi di pulau ini, pelacur dilaporkan tiba di malam hari untuk melayani penghuni penghuni pulau. Ketika subuh, pelacur-pelacur itu balik lagi ke negara masing-masing.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Rumah di pulau ini berdinding seng, dan tumpang tindih. Umumnya, para lelakinya adalah nelayan, di mana mereka mencari ikan secara berkelompok. Di antara rumah-rumah seng itu, ada gang-gang sempit.
Pulau ini masih dalam sengketa Uganda dan Kenya. Bahkan pulau terkecil dengan penghuni terbanyak ini, dijuluki dengan ‘Perang Terkecil di Afrika'. Demikian menurut laporan. Karenanya, di pulau ini, tidak dipasang bendera negara. Sedangkan bendera Kenya terlihat di pulau Usingo yang menghadap ke pulau Migingo.
Komisi Bilateral akan memeriksa lokasi yang tepat di pulau itu untuk menentukan negara mana yang berhak atas pulau itu. Yang jelas, nelayan dua negara yang berbeda, menolak untuk bercampur di pulau kecil itu, menurut The Sun.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Di pulau ini, hanya ada satu fasilitas sanitasi. Jika tempat itu digunakan, maka penghuni pulau akan BAB di danau.
Danau Victoria, di mana pulau itu berada, dikatakan sebagai danau tropis terbesar kedua di dunia.
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Baca Juga: Dampak Tak Pernah Ganti Celana Dalam
Baca Juga: Hindari Cara ini pada Wajan Antilengket Agar Tidak Cepat Rusak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News