GRESIK, BANGSAONLINE.com - Program pembangunan 1.000 sumur bor secara bertahap yang digagas oleh Bupati Gresik Sambari Halim Radianto melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) terus mendapatkan sorotan.
Komisi III akan segera mengevaluasi program tersebut. Hal ini dilakukan setelah banyaknya laporan dari sejumlah desa dan dusun, bahwa proyek tersebut dianggap gagal. Sebab, sumur bor yang dibuat ternyata tak mengeluarkan air.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
"Juga ada keluhan anggaran yang dipatok terlalu besar, namun hasil yang didapatkan tak sesuai harapan warga," ujar Anggota Komisi III DPRD Gresik, H. Ahmad Nurhamim kepada BANGSAONLINE.com, Senin (5/2018).
"Kalau 1 titik habis 200 juta dikalikan 1.000 titik, maka anggaran APBD yang tersedot mencapai 200 miliar. Anggaran itu sangat besar, maka harus dipelototi betul keberhasilan program tersebut," imbuhnya.
Karena itu, Nurhamim memandang evaluasi itu perlu dilakukan karena ia khawatir apabila diteruskan akan banyak proyek sumur yang gagal karena tak mendapatkan sumber air. "Jangan sampai uang rakyat terbuang cuma-cuma. Jika perlu dilakukan audit independent," imbuhnya.
Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Meski begitu, Nurhamim menuturkan bahwa program pembuatan 1.000 sumur bor adalah ide cerdas. Namun, ia menilai program itu belum tepat sasaran.
"Peruntukannya untuk penyambungan pipanisasi ke desa-desa kekeringan, apakah itu sudah dilakukan? Jangan sampai desa kekeringan sudah dibuatkan sumur bor hanya sekadar menggugurkan program, sementara hasilnya tak bisa dirasakan masyarakat, sehingga pada saat musim kemarau melanda, warga tetap kesulitan air. Kan muspro program itu dan hanya menghamburkan anggaran," pungkasnya. (hud/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News