PACITAN, BANGSAONLINE.com - Dua tahun menjelang Pilkada, para bakal calon bupati dan wakil bupati Pacitan mulai bermunculan. Tak hanya kalangan politikus, anggota lembaga pemerintah, maupun pengusaha. Namun kelompok milenial juga mulai berani tampil menawarkan diri untuk maju sebagai pemimpin di kabupaten berjuluk Kota 1001 Gua tersebut.
Salah satunya, Muhammad Helmi Hamdani. Dia adalah putra dari Imam Siswarno atau Pak Isis pemilik Pelangi Grup. Selama ini, pria kelahiran 2 Maret 1983 tersebut banyak dikenal di kalangan pengusaha dan masyarakat, utamanya kelompok pengajian keliling serta majelisan keagamaan. Helmi juga dekat dengan komunitas crosser.
Baca Juga: KPU Pacitan Akhirnya Tunda Pelantikan PPS
"Insyaallah apabila memang masyarakat menginginkan, saya siap untuk maju sebagai calon kepala daerah di periode mendatang," ujar pengusaha spare part sepeda motor ini, Sabtu (17/11).
Pria yang akrab disapa dengan Ko Helmi ini mengungkapkan, keinginannya untuk turut meramaikan pentas politik pilkada mendatang semata-mata karena panggilan hati nurani. Ia bercita-cita mengajak masyarakat lebih banyak mengingat sang maha pencipta apabila kelak dikehendaki masyarakat untuk memimpin Pacitan.
"Saya berkeinginan agar kegiatan majelisan atau pengajian keliling bisa menjadi agenda rutin pemerintahan. Harapannya, agar masyarakat lebih mengingat penciptanya. Dengan begitu, Pacitan akan lebih adem, ayem karena keberkahanNya," tutur Helmi yang dibesarkan dari lingkungan pondok pesantren.
Baca Juga: Belum Punya Calon, PDIP Siap Melawan di Pilbup Pacitan 2020
"Saya hanya bisa punya mimpi dan harapan, namun selebihnya masyarakat yang akan menentukan. Semoga niat baik ini akan bersambut dari masyarakat. Terutama kelompok milenial yang sangat menginginkan adanya sebuah perubahan," harap Helmi.
Sekadar informasi, ibunda Helmi merupakan cucu dari lurah Pondok Pesantren Tremas. Hingga sekarang, tiap malam Jumat kediaman ibundanya di dekat persimpangan Bapangan Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, selalu dipergunakan untuk kegiatan majelis maupun pengajian rutin yang melibatkan sejumlah komponen masyarakat serta kelompok Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News