PACITAN, BANGSAONLINE.com - Bersedekah akan membuka pintu rejeki. Itulah prinsip hidup bagi Suyanto, warga keturunan Tionghoa yang kini telah memeluk Islam.
Pria yang beralamatkan di Dusun Jambu, Desa Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan ini banyak dikenal suka berbagi dengan masyarakat kurang beruntung. Termasuk para janda dan anak yatim piatu.
Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar
Bahkan saban hari Jumat, Ko Yanto, begitu pria kelahiran Jember, 16 Juni 1979 silam tersebut karib disapa, selalu membagikan nasi bungkus di sebuah masjid tak jauh dari rumah dan tempatnya usaha.
"Harta yang kita gunakan untuk kebaikan, insyaallah tidak akan berkurang. Justru akan semakin bertambah dan penuh dengan keberkahan. Karena itulah, banyak-banyaklah bersedekah. Sebab hanya dengan cara itu, Allah SWT akan membuka pintu rezeki seluas-luasnya," kata Ko Yanto saat ditemui di gudang kelontong miliknya, Rabu (21/11).
Menurut Ko Yanto, untuk menggapai sebuah keberhasilan duniawi, memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan banyak berbagi dengan sesama.
Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh
Begitu pun dalam memperjuangkan sebuah keyakinan, perlu pengorbanan tak terhingga. Apalagi dirinya yang sejak kecil dibesarkan dari lingkungan pemeluk agama Kong Hu Chu.
"Sejak kecil saya tak pernah mengenal Islam. Sebab kedua orang tua saya memang non muslim. Namun setelah mereka bercerai dan usahanya hancur, saya akhirnya diasuh oleh nenek. Sejak saat itulah saya akhirnya menemukan jalan terang. Meski nenek seorang penganut Kong Hu Chu, namun berkat jasa beliaulah, saya akhirnya mengenal dan memeluk agama Islam," tutur Ko Yanto seraya menerawang ke langit-langit ruangan gudang, mengingat masa kecilnya.
Mengenal Islam memang sebuah keyakinan baru yang selama ini tak pernah ia pelajari. Apalagi semenjak terlahir dari rahim ibunya, Ko Yanto mengakui sama sekali tak mengenal apa itu kalimat syahadat sebagai syarat awal seseorang memeluk Islam.
Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya
Namun berkat neneknya yang bercerai dan kawin lagi dengan seorang polisi yang menganut Islam, sejak saat itulah nur illahi mulai bersinar dalam hati seorang pria dengan dua istri dan delapan anak tersebut. "Saya mengenal Islam dari kakek saya yang seorang polisi. Berkat beliau, nenek dan saya ditunjukkan agama kebenaran yaitu Islam," ceritanya bangga.
Sejak memeluk Islam, Ko Yanto mulai merintis usaha kelontong kecil-kecilan hingga akhirnya sukses menjadi seorang juragan di rumahnya sendiri. Ia pun suka bersilaturahmi ke banyak ulama dan pemuka agama di Pacitan. Termasuk pernah nyantri dengan Waliallah almarhum KH Umar Said.
Selain itu Ko Yanto juga mengaku bangga, karena banyak membantu masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan. "Kuncinya satu, perbanyak amal sedekah," tandasnya. (yun/dur)
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News