SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka meningkatkan kualitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), delegasi Pemprov Jatim melakukan studi banding (benchmarking) di Detoa Albrechtice, salah satu industri kreatif di Ceko, Kamis (22/11) waktu setempat. Delegasi Pemprov Jatim yang mengikuti kunjungan tersebut yakni Ketua DPRD Prov. Jatim dan beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jatim.
Detoa Industri merupakan salah satu pabrik pembuatan mainan anak-anak berbahan kayu dengan desain unik yang memperhatikan konsep ekologi. Konsep tersebut menjadi prioritas untuk menjaga keberlangsungan alam dan lingkungan sekitar. Di samping itu, semua bahan yang digunakan, termasuk cat sudah memiliki sertifikasi aman bagi kesehatan.
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
“Kami memastikan bahwa semua bahan yang digunakan aman bagi anak-anak dan pengerjaan mainan ini juga sangat detail sesuai standar yang sudah kami tetapkan,” tutur Quieta, salah satu karyawan Detoa sambil menambahkan bahwa semua pegawainya berasal dari desa sekitar.
Selain itu, yang cukup menarik yaitu sebagian pegawainya bisa menyelesaikan pekerjaannya di rumahnya masing-masing sesuai dengan standar yang ada. Sehingga, sembari bekerja mereka tetap bisa berkumpul bersama keluarganya di rumah.
“Hal ini cukup menguntungkan bagi kedua pihak, khususnya bagi pegawai perempuan yang sedang hamil misalnya. Namun demikian, kualitas mainan yang dihasilkan tentu tetap sangat kami perhatikan,” urai Quieta.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Saat tour mengelilingi pabrik, delegasi Pemprov Jatim diajak melihat berbagai proses pembuatan mainan. Di antaranya pengeringan kayu, pemotongan bahan, pengecatan hingga penyelesaian atau finishing. “Mainan hasil buatan Detoa juga telah diekspor hingga Jerman, Rusia, Jepang dan beberapa negara lainnya,” terang Quieta.
Melalui kunjungan ini, diharapkan UMKM di Jatim ke depan bisa menerapkan ekologi dan mainan ramah lingkungan. Apalagi, jumlah UMKM di Jatim jumlahnya mencapai sekitar 12,1 juta. Oleh sebab itu, semua produk yang dihasilkan sebisa mungkin ramah lingkungan dan berkualitas.
“Kami berharap lewat kunjungan ini bisa menginspirasi UMKM di Jatim, khususnya untuk membuat mainan edukatif anak yang berkonsep ekologi. Tentunya juga untuk mengurangi pengaruh gadget bagi anak-anak,” tutur Kepala Biro Humas dan Protokol Aries Agung Paewai yang ikut dalam kunker kali ini. (ian/rev)
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News