PACITAN, BANGSAONLINE.com - Untuk mengetahui kondisi bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa desa di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan pada Jumat (7/12) lalu, Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo secara langsung mendatangi beberapa wilayah terdampak. Bahkan Gubernur Jatim yang selalu disapa Pakde Karwo itu bertemu dengan beberapa keluarga korban dan memberikan santunan uang duka didampingi Bupati Pacitan, Drs. Indartato dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov. Jatim, Subhan Wahyudiono. Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu juga berjanji akan memberikan bantuan dengan membangun kembali rumah warga terdampak.
“Kami ikut prihatin dan pemerintah provinsi akan segera melakukan langkah penanganan,” ujar Pakde Karwo saat bertemu dengan keluarga korban di Dusun Jambu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Minggu (9/12) pagi.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Ingatkan 22 Daerah di Jatim Rawan Longsor dan Banjir
Saat berdialog dengan beberapa warga, Pakde Karwo berpesan agar mereka ikut peduli dan mengantisipasi terjadinya bencana di lingkungan dimana mereka tinggal. Apalagi saat ini, sebut Pakde Karwo, sudah memasuki musim penghujan.
“Saya minta agar warga waspada dengan kejadian-kejadian alam yang ada di sekitar,” pinta Pakde Karwo.
Selain meminta warga untuk selalu waspada, Pakde Karwo juga berharap agar seluruh warga senantiasa guyub dan rukun. Terutama untuk saling mengingatkan terhadap gejala dan kondisi lingkungan di sekitar mereka. Terkait dengan bencana banjir dan tanah longsor di empat wilayah, Pakde Karwo meminta agar seluruh warga bisa ikut membantu dan bergotong-royong.
Baca Juga: Tanah Longsor Kembali Melanda Sejumlah Wilayah di Pacitan
“Gotong-royong itu penting untuk menyelesaikan bencana ini,” imbuhnya.
Beri Santunan Uang Duka
Setelah melihat lokasi bencana, Pakde Karwo berkesempatan memberikan santunan uang duka kepada keluarga korban masing-masing sebesar Rp. 5 juta. Adapun korban bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pacitan sebanyak empat orang. Keempat korban tersebut di antaranya Bapak Misgiman (62), Ibu Sogirah (72), Ibu Bogiyem (72), dan Ibu Katinem (58), yang kesemuanya merupakan warga Dusun Jambu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan.
Baca Juga: Abrasi Bantaran Sungai Grindulu di Desa Mentoro Ancam 64 Kepala Keluarga
Kepala BPBD Prov. Jatim, Subhan Wahyudiono, ST, MM menjelaskan, keempat korban bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pacitan tersebut merupakan korban di satu dusun dari empat dusun yang terkena dampak banjir dan tanah longsor. Keempat wilayah tersebut di antaranya Dusun Jelok (Desa Kayen), Dusun Wetih (Desa Purwoasri), Dusun Krajan (Desa Simoboyo), serta Dusun Jambu (Desa Sidomulyo). Akibat kejadian tersebut, empat warga dinyatakan meninggal dunia akibat tertimbun longsor dan sudah ditemukan kembali. Dari kejadian tersebut, setidaknya terdapat 236 jiwa yang mengungsi, dan dinyatakan sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Untuk mengatasi bencana tersebut, pihaknya menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TCR) bersama BPBD Prov. Jatim melakukan langkah evakuasi dan pembersihan lingkungan. Salah satunya melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Pacitan. BPBD Prov. Jatim menerjunkan 15 personil tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) Prov. Jatim. Mereka menyiapkan 1 pick up, 1 truk bantuan berupa glangsing (2.000 lembar), bahan permasakan, sembako, baju layak pakai, serta alat kebersihan. Untuk penanganan daruratnya, BPBD Kabupaten Pacitan ditunjuk menjadi komando dibantu tim dari Babinsa, Babikamtibmas, Tagana, Dinkes, Dinsos, Banser, serta Tim SAR.
Sementara menanggapi rencana bantuan pembangunan rumah warga akibat tertimbun tanah longsor, Subhan Wahyudiono menjelaskan, kalau rencana tersebut akan dikerjakan dengan melibatkan pihak Kodim dan Polres setempat. Sedang anggarannya berasal dari Pemrov. Jatim.
Baca Juga: Longsor di Ngreco Tegalombo Kembali Tutup Separuh Badan Jalan
Namun, sebelum dilakukan pembangunan, pihaknya akan melakukan pembahasan terlebih dahulu dengan Kepala Desa setempat dan Bupati Pacitan. Karena, menurut Subhan, lokasi rumah warga yang tertimbun longsor berada di atas gunung dan rawan terjadinya longsor.
“Kami masih menunggu keputusan pak bupati, apakah lokasinya tetap berada di situ ataukah dipindah. Karena lokasi rumah warga tersebut rawan longsor. Jadi kami masih menunggu keputusan bupati,” terangnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News