BLITAR, BANGSAONLINE.com - Meski memiliki garis pantai yang cukup panjang, Kabupaten Blitar ternyata tidak masuk dalam program pemasangan 20 alat pendeteksi tsunami oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal ini diungkapkan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Heru Irawan.
Menurut Heru, kepastian ini diperoleh usai diundang oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beberapa pekan lalu. Pertemuan ini terkait persiapan pemasangan 20 alat pendeteksi tsunami.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
"Pada pertemuan itu dijelaskan, akan ada 20 alat pendeteksi tsunami yang akan dipasang. Namun tidak satu pun yang akan dipasang di wilayah pesisir selatan Kabupaten Blitar," jelas Heru Irawan, Jumat (4/1/2019).
Heru menambahkan, pemasangan 20 alat pendeteksi tsunami dipasang lurus dengan daerah Bantul. Sementara arah ke timur, dipasang lurus dengan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kalau di sebelah selatan paling dekat dengan Blitar adalah lurus dengan daerah Bantul. Kalau yang ke timur itu di NTB. Memang jaraknya jauh karen jumlahnya cuma 20. Itupun program pemerintah pusat ya, kami hanya diberi informasi saja," paparnya.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
Meski tidak memiliki alat pendeteksi tsunami, pihaknya meminta masyarakat tidak khawatir dan terpancing isu terkait bencana alam yang belum tentu kebenarannya. Namun, dengan beberapa kejadian tsunami yang melanda Indonesia tahun 2018, pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada. Utamanya warg yang sehari-hari beraktivitas di sekitar pesisir pantai Selatan. Seperti wisatawan, nelayan, dan para pedagang.
"Imbauan kami tetap jangan terpancing isu. Namun juga harus tetap waspada karena kita tidak tau datangnya bencana," pungkasnya. (ina/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News