Hadiri Ngobrol Budaya, Anggota Komisi VIII DPR RI Apresiasi Seniman Pasuruan

Hadiri Ngobrol Budaya, Anggota Komisi VIII DPR RI Apresiasi Seniman Pasuruan Evi Zainal Abidin bersama Lukas Ketua Badan Promosi Kepariwisataan dan Ki Bagong Ketua DK3.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Anggota Komisi VIII DPR RI Evi Zainal Abidin menghadiri acara Ngobrol Budaya bersama seniman dari perwakilan daerah di Jawa Timur.

Evi sapaan akrabnya berharap kepada pemerintah Kabupaten supaya para seniman, ada perhatian lebih. Ia beranggapan bahwa selama ini tanpa diperhatikan pemerintah pun para seniman berjalan, apalagi ada perhatian khusus.

Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan

"Sebenarnya mereka buat gedung kesenian sendiri mampu, tapi alangkah baiknya kalau ada dukungan dari pemerintah. Sehingga kesannya, kesenian yang ada di Kabupaten ternaungi," tegasnya kepada BANGSAONLINE.com di lokasi Prasasti Cunggrang, Bulusari, Gempol, , Minggu (20/1).

Evi mejelaskan pentingnya orang berseni. Dia mencontohkan orang membuat bangunan, tanpa dihiasi seni maka bangunan tersebut kurang menarik, kurang indah dan kurang kuat. Begitu juga dengan kegiatan lain menurutnya, tanpa dihiasi seni hasilnya kurang maksimal.

"Maka dari itu saya sangat bangga kepada para seniman, meskipun kurang ada perhatian dari pemerintah tetapi semangat mereka melestarikan kebudayaan dan kesenian di Kabupaten patut diapresiasikan," jelasnya.

Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab

Sementara menurut pengakuan Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kab. Ki Bagong Sinukarto bahwa dalam tiga tahun ini para seniman mengadakan kegiatan sebanyak 199 kali.

"Adapun anggaran yang digunakan murni dari anggaran DK3P," terang Ki Bagong.

Ki Bagong juga berharap kepekaan pemerintah untuk memperhatikan para seniman yang peduli terhadap kebudayaan dan kesenian tersebut. Sebab menurutnya, pemerintah masih abai kepada seni maupun budaya peninggalan zaman lampau. Salah satu contohnya seperti di situs peninggalan Candi Kebo Ireng di wilayah Gempol.

Baca Juga: Uniwara Pasuruan Resmikan Unit Layanan Disabilitas

"Ada kepingan batu ukiran bekas bangunan candi tersebut disimpan di salah satu rumah warga kemudian ditutupi terpal. Lah umpamanya ada orang ngambil gimana, wong itu sangat mahal bahkan tidak ternilai harganya," ungkap Bagong saat sambutan.

Menurut Bagong, jika peninggalan seperti itu tidak diakomodir pastinya akan punah. Karena mengiranya orang sekitar itu bukan barang berharga.

"Di situlah pentingnya jika kita punya gedung kesenian, buat kegiatan dan penyimpanan bekas benda-benda bersejarah," pungkasnya.

Baca Juga: Asyik Main Judi Online, Penjaga Villa di Tretes Ditangkap Polsek Prigen

Terpisah, Kabid Kebudayaan dan Kesenian Dinas Pariwisata dan Budaya Nurul Hidayati meminta diberi masukan terkait letak pembangunan gedung kesenian tersebut. "Di mana yang pas lahan yang bisa dibangunkan gedung itu, kita usulkan nanti," jelas Nurul. (afa/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Penuhi Air Bersih Warga, Pemdes Krandegan Sukseskan Program SPAM dari PUPR':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO