BLITAR, BANGSAONLINE.com - Tingginya jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Blitar mengundang keprihatinan berbagai pihak. Jumlah penderita yang terus bertambah membuat Polres Blitar ikut turun tangan menekan jumlah kasus dengan melakukan fogging atau pengasapan, Kamis (31/1/2019).
Fogging dilakukan di Pondok Pesantren Apis, Desa Gondang, Gandusari dan Ponpes Sirojuth Tholibiin, Desa Bacem, Sutojayan.
Baca Juga: Terekam CCTV, Istri Anggota DPRD Blitar Jadi Korban Jambret saat Berkendara
Fogging dipimpin langsung oleh Kapolres Blitar Blitar AKBP Anissullah M Ridha. Sementara petugas fogging didatangkan dari Dokkes Polres Blitar dan RS Bhayangakara Kediri.
Seluruh ruangan di Ponpes mulai dari kamar mandi, ruang kelas sampai dengan pojok-pojok areal tanaman yang biasa dijadikan berkembang biaknya nyamuk Aides Aegypti menjadi sasaran pengasapan.
Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha mengatakan, fogging ini merupakan upaya Polres Blitar untuk ikut berperan dalam mencegah merebaknya DBD. Sebab, bahaya DBD tidak hanya mengancam warga pada umumnya, namun juga bisa menimpa santri atau santriwati di Ponpes.
Baca Juga: Polres Blitar Amankan 6 Pelaku Judi Online dari Pelbagai Lokasi
"Sasaran kami adalah pondok pesantren karena bukan tidak mungkin ada santri ataupun santriwati yang terjangkit DBD karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti," ungkap Kapolres.
Menurut Anis, seluruh elemen termasuk kepolisian harus bergotong-royong mencegah merebaknya DBD. Karena penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aides Aegypti ini sangat benrbahaya dan dapat mengakibatkan syok, bahkan kematian.
"Pengasapan atau fogging ini akan terus dilakukan, tidak hanya di pondok pesantren saja, namun akan dilakukan baik di Polres, asrama polisi, wisma, bahkan sampai ke seluruh Polsek jajaran Polres Blitar," imbuhnya.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
Untuk diketahui, hingga 31 Januari jumlah kasus DBD di Kabupaten Blitar mencapai 254. Dari jumlah tersebut data Dinkes menyebutkan 4 di antaranya meninggal dunia. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News