JAKARTA(BangsaOnline) Kepala
Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan Ajun Inspektur
Satu Paulus Lekatompessy dari Kepolisian Sektor Nusaniwe, Ambon, tewas
dipukuli massa karena membuat kerusuhan di gereja. Menurut laporan dari
Komando Daerah Militer XVI Pattimura di Ambon, Fuad mengatakan saat itu
Paulus sedang mabuk.
"Polisi tersebut sempat diusir oleh
sekumpulan orang, tetapi kemudian dia balik lagi. Akhirnya dia
dikeroyok," kata Fuad, Jumat, 3 Oktober 2014.
Paulus
tewas pada Senin, 29 September 2014. Pengeroyokan diduga melibatkan
warga dan anggota TNI dari Kodam XVI Pattimura, Sersan Mayor Yopi
Laturake. Saat terjadi pengeroyokan, kata Fuad, di gereja sedang ada
upacara pelepasan seorang warga yang meninggal.
Polisi
telah memeriksa sembilan warga dan menetapkan tiga tersangka pada Kamis
malam, 2 Oktober 2014. Ketiga tersangka itu yakni Ferdy Rupidara alias
Berti, Jefry Serhalawan, dan Demianus Wenhenusun.
Juru bicara
Mabes Polri, Inspektur Jenderal Ronny Sompie, mengatakan Polisi Militer
Komando Daerah Militer XVI Pattimura telah menetapkan Serma Yopi sebagai
tersangka. Sedangkan polisi masih menyelidiki motif pengeroyokan ini.
"Investigasi perkara dilakukan bersama Polda Maluku dan TNI," kata Ronny
ketika dihubungi.
Namun kabar ini dibantah Fuad. Menurut dia,
Yopi masih berstatus terperiksa. Perkara Yopi yang diselidiki Pomdam XVI
Pattimura belum beranjak ke penyidikan.
TNI belum memberikan
informasi resmi ihwal keterlibatan Yopi dalam pengeroyokan Paulus. "Yopi
masih diperiksa. Informasi resmi keluar jika pemeriksaan selesai. Saat
ini kami hanya dapat laporan dari Kodam Pattimura," kata Fuad.
Sementara
itu, kabar bahwa Paulus dipukuli karena membuat keributan dibantah
Polri. Menurut Kepala Bidang Penerangan Umum Komisaris Besar Agus
Rianto, Paulus dipukuli begitu saja ketika sedang dalam perjalanan untuk
melayat kerabatnya yang meninggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News