Diduga Tak Sesuai Bestek, Proyek Plengsengan Ambrol Diganti Bronjong

Diduga Tak Sesuai Bestek, Proyek Plengsengan Ambrol Diganti Bronjong Pembangunan bronjong di lingkungan Satak, Desa Manaruwi, Bangil.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Proyek plengsengan Satak di Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan ambrol akibat diterjang luapan banjir. Namun, ada sinyalemen proyek plengsengan itu ambrol bukan karena diterjang banjir, melainkan karena kualitasnya tak sesuai bestek.

Untuk meminimalisir keserahan masyarakat sekitar lokasi proyek akibat luapan banjir, maka proyek plengsengan itu dibenahi ulang sementara dan akhirnya rampung. 

Baca Juga: 6 Titik Plengsengan di Pasuruan yang Rusak Imbas Banjir Rampung Diperbaiki

Untuk pembenahan sendiri dilakukan secara kedaruratan dengan memasangan bronjong (ditambal batu kali dengan kawat).

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan, Hanung Widya Sasangka saat dikonfirmasi Bangsaonline.com membenarkan bahwa penanganan proyek plesengan hanya dilakukan secara kedaruratan. Ini setelah laporan kondisi kerusakan ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) baik melalui surat maupun lisan, tak kunjung ditindaklanjuti. 

“Kegiatan pembenahan plengsengan di Satak sudah hampir rampung. Bentuk kegiatan kedaruratan, yakni pembangunan bronjong agar kerusakan tidak semakin parah,” jelasnya

Baca Juga: Perbaikan Tanggul Sungai Kedunglarangan Dilakukan Tahun 2022

Hanung menambahkan, penanganan secara darurat itu terpaksa dilakukan karena proyek terkena imbas bencana yang melanda wilayah Manaruwi Kecamatan Bangil beberapa pekan lalu. "Kalau untuk penanganan plengsengan secara permanen merupakan kewenangan BBWS Brantas, bukan ranah Pemkab Pasuruan," ujarnya.

Adapun anggaran pembangunan bronjong tersebut bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) yakni sekitar Rp 300 juta. Pihaknya menargetkan dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan, pekerjaan bisa diselesaikan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, warga Satak, Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, tengah diselimuti rasa was-was. Itu disebabkan ambrolnya plengsengan di DAS Kedunglarangan. Insiden ambrolnya plengsengan tersebut berlangsung Februari lalu. Sepanjang 50 meter plengsengan yang dibangun sekitar tahun 2000 itu, mendadak runtuh. Hal ini membuat warga khawatir. Mereka takut tanggul jebol, sehingga lingkungan setempat terendam banjir. (bib/par/rev)

Baca Juga: Plengsengan Masangan Pasuruan Tergerus Banjir, Warga Mulai Was-Was

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO