JAKARTA(BangsaOnline) Nama mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan
beberapa kali disebut sebagai calon Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM). Namun, ujar Karen, sementara ini dirinya akan fokus
menjadi pengajar tamu di Harvard Kennedy School, Amerika Serikat.
"Saya no comment
soal itu, karena saya ingin mempelajari dulu di luar sektor energi
seperti apa dan dampaknya untuk Indonesia," tutur Karen dalam
ramah-tamah di Doubletree Hotel, Jakarta, Senin, 6 Oktober 2014.
Karen mengatakan, di Harvard, dia akan memberikan seminar untuk para
pengajar. Karen mengaku akan memaparkan potret energi dunia, terutama
perubahan pasokan dan harganya, setelah pengembangan gas nonkonvensional
di Amerika Serikat.
Karen mencontohkan, pada 2025, Amerika Serikat akan mendapat tambahan pasokan gas alam cair sebanyak 77 juta ton per tahun (million tonnes per annum/MTPA). Tambahan pasokan LNG ini akan mempengaruhi struktur harga gas di Indonesia, Kanada, Australia, dan Mozambik.
Karen berujar, meski tak bergabung di pemerintahan, dia berharap
kiprahnya di Harvard bisa bermanfaat bagi pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla. "Harapan saya, apa yang saya kerjakan di Harvard ini secara
tidak langsung akan menjadi masukan yang sangat baik bagi pemerintahan
berikutnya, yaitu Presiden Jokowi," tutur Karen yang disebut-sebut bergaji Rp 200 juta saat menjabat direktur utama Pertamina.
Sejak 1
Oktober 2014, Karen tak lagi menjabat Direktur Utama Pertamina. Karen
berada di jajaran direksi Pertamina selama 6,5 tahun sebagai Direktur
Hulu dan Direktur Utama. Karen digantikan oleh Muhamad Husen, yang
ditetapkan sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News