SURABAYA, BANGSAONLINE.com – R. Soeroso mengakhiri pengabdian di Bank Jatim. Mulai hari ini Soeroso tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim. Hal itu berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar Bank Jatim pada hari ini, Jumat (26/4).
Soeroso tidak lagi menjadi direktur utama lantaran sudah menjabat sebagai direktur utama dua kali di BUMD Pemprov Jatim. Sebelumnya di Bank Jatim, Soeroso menjabat direktur utama di PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim atau Bank UMKM Jatim. Aturan dua periode masa jabatan itu berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).
Baca Juga: Jadi Keynote Speaker, Pj Gubernur Jatim Dorong Optimalisasi BUMD serta BLUD Kesehatan
“Kami masih belum memutuskan siapa pengganti Pak Soeroso. Kami punya waktu selama 90 hari untuk menetapkan direktur utama yang baru. Nanti akan ada RUPS Luar Biasa,” kata Komisaris Independen Bank Jatim, Candra Fajri Ananda.
Selain Soeroso, ada tiga lagi jajaran direksi yang sudah tidak lagi menjabat di Bank Jatim. Mereka antara lain, Direktur Operasional Rudie Hardiono, Direktur Menengah Korporasi Su’udi dan Direktur Ritel Konsumer dan Usaha Syariah, Tony Sudjiaryanto. Untuk Su’udi, meski masih satu periode, tapi tidak bersedia menjabat lagi karena terkendala usia. Sementara yang lain karena sudah menjabat dua periode.
“Untuk jabatan direktur utama, kami masih belum tahu siapa. Itu nanti gubernur yang akan memberi rekomendasi,” imbuh Fajri.
Baca Juga: Adhy Karyono Optimistis Bank Jatim Trade Connect Summit 2024 Antarkan UMKM Naik Kelas
Sementara itu, mantan Dirut Bank Jatim R Soeroso mengatakan, tantangan Bank Jatim ke depan adalah persaingan layanan perbankan, terutama dalam soal teknologi. Saat ini, segala macam layanan transaksi keuangan, sudah berbasis digital. Bank Jatim tentu harus mampu mengimbangi agar mampu bersaing dan memenangi kompetisi.
“Kompetisi itu penting agar bisa memberi layanan terbaik bagi masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, terkait kinerja, selama triwulan I 2019, bank yang mayoritas sahamnya dikuasai Pemprov Jatim itu membukukan laba bersih Rp405,5 miliar tumbuh 7,61 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy). Untuk aset, tumbuh 14,06 persen menjadi Rp63,1 triliun.
Baca Juga: Pemprov Menang 4 Gol dari Bank Jatim di Mendadak Soccer II, Adhy Karyono Jadi Starter Kemenangan
Selama periode tiga bulan di 2019, Bank Jatim mencatatkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp51,82 triliun atau tumbuh 15,16 persen. Dari sisi pembiayaan, emiten berkode BJTM itu berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp33,7 triliun atau tumbuh 7,27 persen (yoy). Kredit di sektor korporasi menjadi penyumbang tertinggi yaitu sebesar Rp7,15 triliun atau tumbuh 16,61 persen (yoy). (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News