Ratusan Petani Korban Banjir Sungai Sadar Terima Bantuan Benih

Ratusan Petani Korban Banjir Sungai Sadar Terima Bantuan Benih Choirul Anam, Kabid Pertanian DKPP (kiri) dan Kadis DKPP Happy Dwi. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Mojokerto menggelontor bantuan bibit padi kepada ratusan petani penggarap di Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari dan Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan. Total benih padi varietas Inpari 32 yang didistribusikan pada musim tanam kedua tahun ini mencapai 10.940 kg. 

Bantuan bersumber dari APBD 2019 rencananya hanya diberikan kepada petani terdampak luapan Sungai Sadar tahun 2018 lalu, di kedua kelurahan. Namun, organisasi perangkat daerah (OPD) ini lantas mendistribusikannya merata di tiga kecamatan yang ada di wilayah ini. Bibit padi setara IR 64 tersebut dibagi kepada 18 Kelompok Tani (Poktan) yang mencukup 421 hektar lahan pertanian. 

Baca Juga: Gus Barra Salurkan Bantuan untuk Warga Kekurangan Air Bersih

Kepala Bidang Pertanian DKPP Choirul Anam mengungkapkan, program tersebut bertujuan untuk meringankan beban korban banjir Sungai Sadar. "Ini adalah program bantuan bagi petani korban banjir sungai Sadar. Kami harapkan bantuan ini dapat meringankan beban petani," kata Choirul Anam, Selasa (21/5). 

Ia menjelaskan, pihaknya telah membagi benih tersebut dengan rincian 25 kg/hektar. Sehingga, akan tersebar merata. "Setiap petani maksimal mendapatkan bantuan maksimal 50 kg benih, agar semua dapat menikmati. Jadi bukan berdasarkan luas lahan garapan. Istilahnya nggendong endit," tambahnya. 

Menurut Choirul Anam, pembagian diserahkan kepada poktan masing-masing. "Pembagian itu hasil musyawarah kelompok. Saya hanya membantu membagi saja berdasarkan jumlah luasan sawah," tandasnya.

Baca Juga: Respons Warga Terdampak Banjir saat Dikunjungi Gus Barra

Putusan musyawarah mufakat poktan ini sempat disoal oleh petani di Meri. Muniah, seorang petani penggarap mengaku tak setuju apabila benih bantuan tersebut dibagi sama rata. "Kebutuhan saya saja 90 kg untuk 6 petak sawah. Namun saya hanya diberi 40 kg. Terus yang 50 kg minta siapa," protes Muniah. 

Menurut ia, keputusan poktan tersebut tak adil. "Kami menolak bantuan itu kalau tidak dibagi rata, saya pilih menggunakan benih kita sendiri," pungkasnya. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO