JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Sekira 250 “Santri Cilik” dari Sekolah Dasar (SD) Islam Roushon Fikr Jombang tampak semangat ketika mengikuti kegiatan Pondok Ramadan di PP. Al-Aqobah IV, Diwek, Jombang Jawa Timur.
Aktivitas tahunan ini berlangsung selama tiga hari dua malam guna mengenalkan lebih dekat dunia pesantren dengan ragam aktivitasnya. “Pesantren masa kini bukan lagi tempat yang menyeramkan dengan regulasi ketat hingga dijuluki “penjara suci”. Tapi pesantren adalah tempat yang ramah anak dan lingkungan yang nyaman untuk menimba ilmu,” tutur KH. Junaidi Hidayat, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Aqobah kepada BANGSAONLINE.com, Selasa malam (28/5/2019).
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Kiai Junaidi Hidayat tercatat sebagai Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang dan pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Jombang. Kini alumnus Pondok Pesantren Tebuireng ini fokus mengelola pondok pesantren.
(Para santri kecil saat salat di Pondok Pesantren Al-Aqobah Jombang. Foto: istimewa/bangsonline.com)
Baca Juga: Resepsi Hari Santri Nasional 2024, PCNU Tuban Sukses Gelar Haul Masyayikh dan PCNU Award 2024
Kedatangan mereka didampingi oleh dewan guru untuk merasakan kehidupan di pesantren. Yang membuat unik kegiatan ini adalah anak-anak mendapatkan materi ala pesantren seperti: Ilmu Akhlaq, Latihan Tulis Pego, Kaligrafi dan sejarah Tokoh NU.
“Dengan program ini, kami ingin anak dan orang tua memahami arti pentingnya pendidikan di pesantren. Sehingga kelak ketika lulus mereka melanjutkan di sini,” tutur Ahmad Sunandar, Guru pendamping dari PP. Al-Aqobah.
Selama tiga hari, para peserta Pondok Ramadhan mengikuti jama’ah lima waktu, tadarrus Al-Qur’an, Shalat Taraweh, hingga kegiatan rekreatif seperti bermain futsal dan keliling di desa sekitar. Di hari terakhir, semua peserta berziarah ke makam Gus Dur dan Mbah Hasyim yang terletak di Pesantren Tebuireng, tak jauh dari lokasi pesantren Al-Aqobah.
Baca Juga: Sholawat Kebangsaan di Bangkalan, Habib Syekh Apresiasi Kepemimpinan Khofifah di Periode Pertama
Pesantren memang menawarkan kesederhanaan. Berlatih hidup sederhana guna membentuk diri menjadi insan yang tangguh menghadapi segala tantangan kehidupan.
“Di sini, anak-anak diajari hidup mandiri. Menata isi lemari, merapikan baju dan tempat tidur sebagai bentuk rutinitas disiplin mereka,” tutur Ustadz Rosyad, pengurus pesantren.
Tujuan Pondok Ramadan ini sangatlah mulia. Sudah saatnya orang tua dan guru mengenalkan sejak dini tentang kehidupan pesantren serta mendekatkan mereka kepada sosok kiai atau ulama. Karena pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan tertua di Indonesia yang mempunyai sejarah panjang dalam memperjuangkan kemerdekaan RI dan menghasilkan para alumni yang berkiprah di masyarakat.
Baca Juga: Labelisasi, Upaya LTM PCNU Sumenep Amankan Aset Masjid NU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News