JAKARTA(BangsaOnline) Tampaknya Muhammad
Romahurmuziy sebagai Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak akan
berusia sampai satu bulan. Karena Ketua Majelis Syariah KH Maimoen Zubair (Mbah
Moen) dan pengurus DPP PPP, Ketua dan Sekretaris DPW se-Indonesia akan segera
menggelar Muktamar Islah PPP. Mbah Moen dan para petinggi PPP kubu Suryadharma
Ali sudah menggelar pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, Mbah Moen selaku Ketua
Majelis Syariah PPP menjelaskan bahwa Muktamar Islah PPP yang sah adalah pada
30 Oktober 2014.
"Untuk saat ini berdasarkan informasi telah hadir 20 ketua dan sekretaris
DPW di Indonesia. Hari ini ketua majelis syariah, dan ketua mahkamah partai
akan menjelaskan masalah muktamar 15 Oktober yang digelar di Surabaya itu
ilegal dan tidak sah," kata SDA sapaan akrab Suryadharma Ali saat ditemui
di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Selasa 21 Oktober 2014.
Menurut SDA, setelah pertemuan ini, dia akan tetap melaksanakan muktamar pada
30 oktober 2014 mendatang. Meski sebelumnya kubu Sekretaris Jenderal Muhammad
Romahurmuziy Cs telah menggelar muktamar pada 15 oktober 2014 lalu.
"Muktamar di Surabaya itu saya pastikan ilegal dan tidak sah. Oleh karena
itu, dengan digelarnya muktamar pada 30 Oktober 2014 mendatang, diharapkan bisa
menyelesaikan masalah konflik internal PPP," ujar SDA.
SDA menegaskan bahwa dia telah siap menggelar muktamar 30 Oktober mendatang,
dan sudah menyurati kubu Romi Cs untuk bisa hadir di acara muktamar tersebut.
"Dari majelis syariah dan mahkamah partai sudah menyurati dia (Romi). Akan
tetapi dia menolaknya dengan alasan para pengurus majelis syariah dan mahkamah
partai sudah demisioner," ujarnya.
Suryadharma sendiri menolak hadir dalam Muktamar di Surabaya beberapa waktu
lalu. SDA menganggap muktamar yang digelar oleh kubu Romi itu tidak sah atau
ilegal. Muktamar tersebut akhirnya memilih Romi sebagai Ketua Umum PPP secara
aklamasi.
Sementara Mbah Moen mengaku menemui Ketua Umum PDIP perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pertemuan itu dilakukan Senin (20/10) malam di kediaman Megawati.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
"Saya bertemu Bu Mega semalam," katanya usai menghadiri rapat bersama Mahkamah Partai dan perwakilan DPW di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (21/10).
Ia mengaku, pertemuannya hanya sebatas silaturahim. Dia membantah bahwa pertemuan itu dilakukan untuk membicarakan koalisi atau jatah menteri untuk partai berlambang Ka'bah itu.
"Wong (konflik PPP) ini saja belum selesai. Ini harus diselesaikan dulu," ujar pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Namun, Mbah Moen mengakui kalau dirinya sudah menyetor nama
calon menteri PPP ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Nama sudah dikasih tetapi tunggu masalah partai selesai dulu,"
katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo disebut-sebut akan mengumumkan susunan
kabinetnya Selasa (21/10/2014). Dari jatah menteri yang ada, akan diisi oleh
partai pengusung dan kalangan profesional non-partai.
PPP yang akhirnya memutuskan mendukung Jokowi langsung mendapat jatah menteri.
Namun, belum diketahui posisi menteri yang disediakan untuk PPP.
"Saya ke sini urusan PPP yang masuk kabinet. Akhirnya bapak (Jokowi)
sepakat PPP diakomodasi dalam kabinet. Untuk posisi belum, masih menunggu Mbah
Moen," ujar Aria usai bertemu Jokowi di Istana, Selasa (21/10).
Namun, lanjut Aria, Mbah Moen yang merupakan sesepuh PPP itu tidak akan bertemu
dengan Jokowi. "Tidak ada pertemuan, intinya PPP yang masuk kabinet kita
itu rekonsiliasi. Mengenai siapa menterinya, itu nanti intinya bahwa harus ada
kesepakatan figur rekonsiliasi, karena figur rekonsiliasi adalah Mbah Moen,”
katanya. Baik Mega maupun Jokowi tampaknya lebih menghormati Mbah Moen
ketimbang kubu Romi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News