Gandeng UPN Surabaya, Satgas TMMD Sosialisasikan Pupuk Organik

Gandeng UPN Surabaya, Satgas TMMD Sosialisasikan Pupuk Organik Petani di Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek saat mendapat paparan tentang pembuatan pupuk organik oleh Satgas TMMD Trenggalek dan UPN Surabaya.

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Tak hanya menyasar pada kegiatan fisik, kemanunggalan TNI bersama masyarakat juga menyasar kepada kegiatan non fisik. Seperti yang Jum'at (12/7), Satgas TMMD di Kabupaten Trenggalek menyosialisasikan pupuk organik dengan menggandeng UPN Surabaya.

Bertempat di kediaman Wardi warga Dusun Kalitelu Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Satgas berbagi informasi kebermanfaatan pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak maupun kompos limbah sampah.

Baca Juga: Tinjau Proyek TMMD, Bupati Arifin: Sangat Membantu Kabupaten Trenggalek

Menurut Muhamad Alif Mahasiswa UPN Surabaya, kajian secara akademis, penggunaan pupuk organik dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia. Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap pupuk organik masih kurang. Padahal kandungan kimia dalam pupuk dapat meningkatkan keasaman pada tanah yang lama kelamaan justru membuat tanah tidak akan subur kembali.

"Sedangkan penggunaan pupuk organik, selain ramah lingkungan juga membuat tanaman tahan akan serangan hama seperti wereng cokelat, tikus, dan hama lainnya yang kini tengah marak," papar Alif.

Alif menjelaskan, pupuk organik juga mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani karena harganya yang murah dan terjangkau. Pasalnya petani bisa memanfaatkan limbah ternak untuk pupuk, seperti halnya kotoran kerbau dan sapi maupun sampah jerami untuk diproses dan dijadikan kompos.

Baca Juga: Wabup Trenggalek Pantau Kegiatan TMMD ke-120 di Kecamatan Pule

"Pemakaian pupuk organik dapat menyuburkan lahan pertanian sehingga dapat mendongkrak produksi dan produktivitas pangan," terangnya.

Karena itu, agar petani tidak ketergantungan pada pupuk kimia, Satgas TMMD dan Mahasiswa UPN Surabaya mengajak warga untuk memproduksi pupuk organik, untuk kebutuhan pribadi maupun kelompok. Apalagi harga komoditas pertanian yang dihasilkan dengan sistem organik harganya lebih mahal dipasaran.

Wardi, warga Kalitelu ini sangat senang dengan paparan dari Mahasiwa UPN tersebut. Usai mendapat penjelasan, pihaknya akan mencoba memanfaatkan limbah ternak atau limbah sampah jerami untuk diproses menjadi pupuk organik. "Matur suwun kawulo malih ngertos damel pupuk organik (terima kasih saya jadi mengerti cara membuat pupuk organi," tuturnya dalam bahasa jawa. (dev/rev)

Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Wabup Trenggalek Buka TMMD Ke-120

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO