MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Ulama kharismatik Makkah, Dr Syaikh Muhammad bin Ismai Utsman Zain mengunjungi Pondok Pesantren (PP) Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur, Rabu malam (17/7/2019). Ulama terkemuka di Makkah berhaluan Ahlussunnah Wal-Jamaah (Aswaja) yang memiliki santri asal Indonesia, terutama Jawa Timur, itu banyak menyampaikan keutamaan ilmu dalam kehidupan manusia.
Menurut dia, orang yang berkhidmat untuk ilmu akan mendapat banyak manfaat dalam hidupnya. Ia menyebut lingkungan di sekitar Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. “Dulu di sini sepi tapi karena datang ilmu maka banyak cahaya dari kiai, ustadz dan santri,” kata Syaikh Muhammad saat menyampaikan pidato dalam “Muhadharah Ammah” di Masjid Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang dihadiri para kiai dan ribuan santri.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Ilmu, kata dia, selalu bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Karena itu ia senang melihat Pondok Pesantren Amanatul Ummah terus berkembang dan maju. Ia mendoakan semoga Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, terus diberi anugerah kesehatan oleh Allah SWT. Menurut dia, Kiai Asep telah menjadi cahaya bagi masyarakat, terutama masyarakat di sekitar pesantren yang dipimpinnya.
Dia mengatakan, orang yang berilmu akan mendapat kebahagiaan dan kerhomatan. Sebaliknya, orang yang bodoh akan mendapat kerendahan. Karena itu ia menyerukan kepada para santri agar semangat mempelajari ilmu. “Memang menuntut ilmu itu diawali dengan kesusahan, kesulitan, tapi akan mengantar kita kepada kebahagiaan,” kata Syaikh Muhammad yang saat pidato diterjemahkan oleh Dr Muhiburrahman, Rektor Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto.
Dengan ilmu, kata dia, kita akan bisa jadi pemimpin. Sebaliknya, jika kita bodoh dan tak berilmu hanya akan menjadi orang yang dipimpin. “Seseorang mau berbuat baik tanpa bekal ilmu bisa gagal,” tegasnya sembari menegaskan bahwa ilmu melahirkan berbagai kemajuan, termasuk peradaban.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Ia mengingatkan hebatnya ilmu saat awal manusia diciptakan. Menurut dia, awalnya planet bumi hanya dihuni malaikat, jin dan hewan. Jadi saat itu belum ada manusia. Allah menciptakan manusia belakangan. “Tapi karena manusia itu berilmu maka malaikat pun akhirnya menyembah manusia,” katanya.
Ia juga menegaskana bahwa orang yang berkhidmat untuk ilmu dengan ikhlas lillahi ta’ala, maka akan menjadi orang tawadlu (rendah hati). Sehingga sehebat apapun ilmu seseorang ia akan sadar bahwa di atas dia masih ada orang yang lebih pintar lagi. “Orang semakin banyak belajar akan semakin merasa bodoh,” tegasnya. Sebaliknya, orang belajar ilmu tanpa ikhlas lillahi ta’ala, tak akan tawadlu.
Sementara Kiai Asep Saifuddin Chalim mengaku sangat senang atas kehadiran Syaikh Muhammad bin Ismail ke pesantren yang dipimpinnya. “Dulu beliau hadir ke sini pada tahun 2005. Pesantren Amanatul Ummah ini berdiri pada 2006. Beliau berdoa dan ikut memberi nama,” kata Kiai Asep saat memberikan sambutan selamat datang kepada tamu istimewanya itu.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Ia mengaku sangat beruntung karena saat para santri mau memulai belajar ternyata Syaikh Muhammad bin Ismail hadir. “Di sini memulai belajar selalu pada hari Rabu,” katanya. Karena itu, menurut dia, sangat tepat kehadiran Syaikh Muhammad bin Ismail itu.
Menurut dia, Syaikh Muhammad bin Islamail sudah tiga kali hadir ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah. “Beliau ulama mukasyafah,” tutur Kiai Asep usai acara. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News