JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Tokoh Muslimat NU, Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, punya banyak kenangan saat menjadi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Maklum, istri Dr Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) itu, selain aktif di PMII juga lahir dari lingkungan keluarga tokoh NU yang terlibat langsung dalam pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Ayahnya, KH. Saifuddin Zuhri, adalah tokoh NU yang saat itu menjabat Menteri Agama RI. Sedang ibunya, Nyai Solichah adalah ketua Muslimat NU Jawa Tengah yang kemudian jadi pengurus PP Muslimat NU.
Baca Juga: Kunjungi Situs Ndalem Pojok, Risma Teteskan Air Mata
Nyai Farida tersenyum saat menyebut nama ibunya. Karena ternyata nama ibunya sama dengan nama ibu mertuanya, ibunda Gus Sholah. Yaitu sama-sama bernama Solichah.
“Gak sengaja, akhirnya sesama Solichah berbesanan. Allah yang ngatur,” kata Nyai Farida kepada BANGSAONLINE.com sembari tertawa, Ahad (25/8/2019).
Nyai Farida lalu bicara saat aktif di PMII. “Saya kalau ada masalah sering komunikasi dengan Kak Mahbub,” kata Nyai Farida kepada BANGSAONLINE.com di sela-sela acara peringatan “120 Tahun Pesantren Tebuireng” yang digelar sejak 23 hingga 25 Agustus 2019 di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.
Baca Juga: Bang Udin, Pemuda Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin
Yang dimaksud Kak Mahbub adalah Mahbub Djunaidi, pendiri sekaligus ketua umum PMII pertama (1960-1967). PMII berdiri pada 17 April 1960.
(Nyai Farida Salahuddin Wahid membaca HARIAN BANGSA di teras dalam kediamannya di Pesantren Tebuireng Jombang. Tokoh Muslimat NU itu mengaku baca HARIAN BANGSA setiap hari. foto: BANGSAONLINE.com)
Baca Juga: Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad SAW di GBT
Nah, saat Harlah NU ke-40, Nyai Farida mendapat tugas penting. Panitia Harlah NU ke-40 menugaskan Nyai Farida untuk memberikan cinderamata kepada Presiden RI Soekarno di panggung. “Tempat Harlah NU saat itu ya di Gelora Bung Karno sekarang itu,” kata Nyai Farida.
Karena menyangkut orang nomor satu di Republik Indonesia, maka Nyai Farida dikarantina sebelum acara penyerahan itu. “Ya disterilkan di suatu tempat,” ungkapnya. Namun Nyai Farida mengaku lupa isi cinderamata yang diberikan kepada Bung Karno itu. Sebab cinderamata untuk presiden RI pertama itu dibungkus rapi.
Besoknya, Nyai Farida yang masih remaja mengantar ibunya, Nyai Solichah Saifuddin Zuhri, ke rumah Haryati, salah satu istri Bung Karno. Saat itu Nyai Farida yang menyetir mobil. “Setelah ibu masuk ke dalam (rumah Haryati-red), saya nunggu di luar,” kata Nyai Farida. Ia santai nunggu di teras rumah.
Baca Juga: Khofifah Disambut Pekikan 'Lanjutkan' saat Berangkatkan Peserta Jalan Sehat Hari Santri di Madiun
“Tiba-tiba ada orang laki-laki keluar. Kepalanya botak,” kata Nyai Farida. Tak lama kemudian laki-laki itu menyapa Nyai Farida dengan bahasa Jawa. “O, kowe to yang kemarin itu,” kata orang laki-laki itu.
Nyai Farida kaget. Ia baru sadar. Ternyata lelaki itu Bung Karno. “Saya pangling. Kalau gak pakai kopyah kepala Bung Karno botak,” kata Nyai Farida yang mengaku selalu membaca HARIAN BANGSA di kediamannya, Pesantren Tebuireng Jombang.
Menurut Nyai Farida, Haryati, istri keenam Bung Karno itu, memang akrab dengan ibunya. Perempuan cantik yang sebelum dinikahi Soekarno berprofesi sebagai penari istana itu sering main ke rumah keluarga Nyai Solichah, ibu Nyai Farida.
Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025
“Kadang pagi-pagi sudah di rumah,” kata Nyai Farida. Biasa, cerita-cerita merajuk tentang Bung Karno. Maklum, istri Bung Karno banyak. Selain Fatmawati, Bung Karno juga pernah menikah dengan Haryati, Hartini, Oetari Tjokroaminoto, Inggit Ganarsih, Kartini Manoppo, Ratna Sari Dewi, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar. Dari 9 perempuan yang pernah jadi istrinya, 7 dicerai.
Pada Harlah NU ke-40 itu, juga Nyai Farida jadi mayoret drumband PMII. Foto Nyai Farida bersama kru drumband PMII itu sekarang menjadi salah satu foto dokumentasi sejarah NU dan sejarah nasional di beberapa museum. Tapi dalam foto itu tak pernah ada keterangan jelas. Hanya disebut acara NU atau Ansor. Sehingga masyarakat tak tahu kalau foto itu adalah kegiatan drumband PMII dengan mayoret seorang aktivis PMII yang kini jadi tokoh Muslimat NU, Nyai Farida Salahuddin Wahid.
Menurut Nyai Farida, kostum drumband PMII termasuk kostum yang dipakai dirinya sebagai mayoret, adalah pemberian Ibu Ely Yunara Djamaluddin Malik. Elly Yunara adalah aktris film yang kemudian jadi produser. Ia istri produser kondang Djamaluddin Malik. Jadi Elly Yunara adalah ibu tiri penyanyi dangdut Cameilia Malik.
Baca Juga: Bersama Gus Reza Lirboyo, Khofifah Minta Baca Al Quran Satu Hari Satu Juz dan Perbanyak Shalawat
Nyai Farida juga menjelaskan bahwa desain kostum drumband PMII itu berasal dari pakaian tradisional Aceh. “Kan untuk menutup aurat,” ungkap Nyai Farida.
Yang menarik, saat latihan drumband itu ternyata penabuh bassnya gak masuk. Karuan saja kru drumband PMII itu bingung.
Untung ada aktivis PMII dari ITB (Institut Teknologi Bandung). Dia adalah Salahuddin Wahid. "Saya gak tahu dia anaknya siapa. Tahunya dia anak ITB," kata Nyai Farida sembari tersenyum.
Baca Juga: Maulid Nabi Bersama Puluhan Ribu Muslimat di Pasuruan, Khofifah Ajak Teladani Akhlaq Rasulullah
"Saya tanya dia bisa gak main bass. Dia bilang bisa, ya sudah akhirnya pemain bass diganti dia," kata Nyai Farida mengenang masa remajanya. Ternyata anak mahasiswa ITB itu kemudian jadi suami tercintanya, yaitu KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
"Gus Sholah dulu kan pemain band. Jadi bisa main bass (drumbband)," tutur Nyai Farida. (Em Mas’ud Adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News