SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebagai Kota Metropolitan terbesar kedua di Indonesia, Surabaya terus memantapkan diri menjadi kota jasa dan perdagangan. Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) terus berkomitmen mengakomodir kebutuhan pelaku usaha. Terutama pada sektor usaha di bidang transportasi yang kini nilai investasinya terus merangkak naik.
Kepala DPM PTSP Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, pihaknya punya strategi khusus guna meningkatkan sinergitas para pihak. Yakni dengan menggelar sebuah forum yang mempertemukan asosiasi usaha dengan para stakeholder dan instansi terkait. Forum tersebut mendiskusikan pemecahan masalah yang menjadi faktor penghambat pelaku usaha di bidang logistik.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Menurutnya, usaha di bidang logistik mempunyai peranan yang sangat penting berhubungan dengan peluang investasi di Surabaya. Apalagi, tahun 2019, persentase sektor usaha di bidang transportasi darat terus merangkak naik. Bahkan, sebelumnya dari posisi empat naik ke urutan tiga. Data bulan Januari sampai September 2019, investasi sektor transportasi darat mencapai Rp 3,3 triliun.
Sementara sektor jasa konstruksi, berada di urutan kedua, dengan nilai Rp 12,8 triliun. Sedangkan pada urutan pertama, masih didominasi perdagangan, dengan nilai investasi mencapai Rp 14,5 triliun.
“Karena itu, kami juga mempunyai perhatian khusus terkait permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha transportasi. Sehingga melalui forum itu bisa terakomodir apa saja yang menjadi kebutuhan pelaku usaha di bidang logistik tadi,” ujarnya.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Di samping itu, Nanis menjelaskan, pertemuan itu juga menjadi penjembatan bagi para pelaku usaha di bidang logistik untuk menyampaikan ide-ide gagasan ataupun kritikan kepada instansi dan stakeholder terkait. Seperti adanya permasalahan jalan yang dialami pelaku usaha, kemacetan, peta jaringan jalan khusus logistik, dwelling time di pelabuhan, hingga proses perizinan.
Diharapkan, ide-ide gagasan yang disampaikan dalam forum itu, ke depan ada rekomendasi untuk diteruskan ke pihak-pihak atau instansi terkait.
“Nah, dari hasil pertemuan ini kita bisa mencoba buat rekomendasi sebuah matriks untuk kemudian kita sampaikan ke instansi atau stakeholder terkait, agar nantinya ditindaklanjuti,” imbuh Nanis.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Tak hanya itu, konsep sinergitas antar pihak di bidang investasi ini juga diperkuat dengan kajian akademik. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya melibatkan akademisi, BUMN, dan BUMD. Kajian itu bertujuan mencarikan solusi berdasarkan hambatan dan permasalahan yang terjadi pada pelaku usaha logistik yang ada di Surabaya.
Hasilnya, didapatkan sembilan poin permasalahan dan dihasilkan pula adanya solusi yang menjadi suatu potensi atau peluang investasi. Di antaranya yakni, adanya kendala peta jaringan jalan khusus logistik dalam kota yang perlu lebih dioptimalkan. Maka dari itu, diambil kebijakan dengan melakukan penyusunan Master Database Logistic yang mengumpulkan dan mengintegrasikan data logistik dengan melibatkan para pihak terkait, guna menyempurnakan peta jaringan jalan logistik tersebut.
“Kita harapkan dapat rekomendasi yang bagus untuk diteruskan, baik ke pemerintah provinsi, pemerintah pusat atau ke pemkot langsung, sehingga kebutuhan pelaku usaha di bidang logistik dapat terakomodir,” paparnya.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Pihaknya menilai, untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak. Makanya, semua instansi atau stakeholder terkait juga dilibatkan untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan itu. Contohnya seperti permasalahan jalan, ada kewenangannya Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim dan juga pemerintah pusat.
Selain itu, langkah ini juga disiapkan Pemkot Surabaya dalam rangka memasuki revolusi industry 4.0. Dengan begitu, pelaku usaha di sektor transportasi logistik juga diharapkan mempersiapkan diri menghadapi perkembangan dunia serba digital tersebut. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News