BALI, BANGSAONLINE.com - Tim inovator PT Petrokimia Gresik, produsen pupuk dan bahan kimia untuk solusi agroindustri, membawa pulang lima penghargaan sekaligus dalam ajang konvensi inovasi internasional 25th Asia Pasific Quality Organization (APQO).
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya mengirim empat tim Gugus Inovasi untuk mengikuti APQO yang dilaksanakan pada tanggal 14-16 Oktober 2019 di Kuta, Bali.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
Keempat tim tersebut antara lain dua tim Gugus Inovasi Operational (GIO) 555 dan Fluor, serta dua tim Sistem Saran (SS) Kalibrasi dan New Balance.
"Gugus-gugus yang berangkat ini merupakan gugus berprestasi di konvensi nasional TKMPN (Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional) pada tahun 2017 dan 2018. Kesempatan ini sekaligus sebagai bentuk penghargaan kepada tim inovasi yang telah berprestasi di ajangsebelumnya," ujar Rahmad.
Keempatnya, lanjut Rahmad mampu membawa pulang penghargaan setelah bersaing dengan 100 peserta atau kontingen dari berbagai negara.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Seluruhnya berhasil mendapatkan predikat "3 Stars", sedangkan GIO 555 membawa tambahan penghargaan sebagai "Best Impact on Transformation".
Rahmad menjelaskan, bahwa inovasi saat ini lebih dari sekadar budaya dan tata nilai di Petrokimia Gresik, namun sudah menjadi DNA perusahaan. Untuk itu, manajemen sangat mendukung setiap Insan Petrokimia Gresik yang ingin menunjukkan karyanya melalui kompetisi semacam ini.
"Selain memberikan dampak positif dalam mendukung program transformasi bisnis perusahaan, dengan mengikuti kompetisi semacam ini, inovasi yang telah dilakukan tim kami juga mendapat pengakuan dari stakeholder dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia industri di Indonesia bahkan hingga internasional," harap Rahmad.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Adapun inovasi yang diciptakan GIO 555 berjudul “Mengurangi caking Pupuk NPK dari 61% menjadi 34% dengan modifikasi sistem pendingin di Unit Phonska I dalam 9 bulan”.
Melalui inovasi ini, perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya produksi sebesar 268 juta rupiah dan menghapus biaya reprocessing dan reclaiming sebesar 117 juta rupiah.
Inovasi GIO Fluor berhasil meningkatkan value dari bahan H2SiF6 atau asam fluosilikat yang berasal dari Pabrik Asam Fosfat II.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
H2SiF6 yang sebelumnya hanya berupa limbah untuk dibuang, kini dapat diolah menjadi bahan baku produksi Aluminium Fluoride (AlF3).
Seperti diketahui, saat ini Petrokimia Gresik banyak mengekspor AlF3 yang merupakan bahan penolong dalam industri peleburan tembaga.
Sedangkan SS Kalibrasi mampu menciptakan alat kalibrasi wettest meter yang berfungsi untuk mengalibrasi alat ukur volume gas. Alat ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan telah mengantongi ISO: 4787.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Selama ini, kalibrasi wettest meter harus dilakukan di Jerman, sehingga dengan adanya alat ini, perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya kalibrasi.
Sementara New Balancing berhasil membuat aplikasi berbasis Android bernama “PETROBALANCING”. Aplikasi ini merupakan pertama yang diciptakan untuk mempermudah dan mempersingkat waktu proses balancing peralatan pabrik yang berputar.
Selama ini proses mencari kondisi unbalancing dilakukan secara manual menggunakan kertas grafik. Aplikasi ini mampu menggantikan peran kertas grafik tersebut.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Indonesia
Rahmad berharap, prestasi ini dapat memotivasi Insan Petrokimia Gresik lainnya untuk terus berinovasi.
Ajang ini juga menjadi wadah untuk perbaikan bagi tim yang berprestasi karena tim Inovasi terbaik dari berbagai dunia tampil dalam event ini. "Inovasi yang dilakukan Petrokimia Gresik tersebut merupakan bentuk peningkatan efisiensi, efektivitas, dan daya saing perusahaan untuk mewujudkan diri sebagai perusahaan solusi agroindustri," pungkas Rahmad. (hud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News