JAKARTA, BANGSAONLINE.com - KH Masjkur yang populer sebagai Panglima Laskar Sabilillah mendapat anugerah gelar pahlawan siang ini, Jumat (8/11/2019) pukul 13.30 WIB. Gelar pahlawan itu akan dianugerahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta. Rencananya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan mendampingi keluarga Kiai Masjkur untuk mewakili Pemprov Jawa Timur.
Kiai Masjkur dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Ia pernah menjabat Ketua PBNU. Dalam perang kemerdekaan, ulama asal Singosari Malang itu terlibat langsung dalam perang mengusir penjajah. Ia tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI - di seluruh Jawa. Namun saat pertempuran 10 November Surabaya Kiai Masjkur populer sebagai Panglima Laskar Sabilillah.
Baca Juga: Pengurus PC LPBI SER NU Gresik Siaga Bencana Alam
Pada awal kemerdekaan Kiai Masjkur menjadi anggota BPUPKI yang ikut merumuskan Pancasila dan UUD 1945. Kiai Masjkur juga pernah menjabat sebagai menteri agama RI pada 1947 – 1949 dan 1953-1955. Ia juga pernah menjadi anggota DPR RI pada 1956 hingga 1971 dan dan anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Ia juga dikenal sebagai pendiri Yayasan Sabilillah Singasari Malang Jawa Timur.
“Pengusulan dan pengurusan berkas pahlawan nasional ini sudah dilakukan sejak tahun 1990 an. Pada tahun 2017 proses dan pemberkasan diulang kembali dan pada menjelang peringatan tahun 2019 ini alhamdulillah berhasil ditetapkan oleh TGUPP dan Dewan Gelar Pahlawan nasional,” kata Mas’ud Said, salah satu ketua Yayasan Sabilillah yang membidangi masalah sosial, ekonomi dan kemasyarakatan dalam press releasenya, Jumat (8/11/2019).
Baca Juga: Di Pertemuan Strategis dengan Muhammadiyah, Menteri ATR/BPN Bahas Legalisasi Aset dan Pemanfaatannya
Menurut dia, gelar pahlawan ini merupakan penghormatan untuk masyarakat Malang Raya dan NU, khususnya pihak keluarga Singosari, Yayasan Al Maarif Singosari, keluarga besar Pesantren Bungkuk, terutama KH M Tholchah Hasan.
“Dalam penganugerahan gelar pahlawan nasional pihak keluarga diwakili oleh cucu beliau. Pemprov Jatim dalam hal ini Gubernur Khofifah Indar Parawansa akan mewakili pemerintah dan masyarakat Jawa Timur mendampingi keluarga KH Masjkur,” katanya sembari berharap semoga semangat berjuang kita, keikhlasan kita, daya khidmad kita bisa meniru para alim ulama seperti Kiai Masjkur.
Ia juga menjelaskan bahwa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan mengundang keluarga Kiai Masjkur di Singosari, Yayasan Sabilillah dan perwakilan untuk upacara peringatan hari Pahlawan Nasional 10 November di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asy'ari di Banjarmasin, Khofifah Sampaikan Pesan Persatuan dan Persaudaraan
Selain Kiai Masjkur, tokoh Muhammadiyah Abdoel Kahar Moezakkir juga mendapat anugerah gelar pahlawan. Kahar Moezakkir juga anggota BPUPKI dan anggota panitia sembilan yang merumuskan Piagam Jakarta yang kemudian menjadi cikal bakal pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.
Kahar Moezakkir juga dikenal sebagai Rektor Magnificus pertama Sekolah Tinggi Islam (STI) di Yogyakarta. Sekolah ini kemudian menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) yang cukup populer sekarang.
Pemerintah RI juga menganugerahkan gelar pahlawan kepada wartawan perempuan pertama bernama Ruhana Kudus. Ia dikenal sebagai pendiri Surat Kabar Soenting Melayoe dengan susunan redaksi semuanya perempuan. Ia mengawali karir wartawan dari Surat Kabar Poetri Hindia pada 1918. Tapi koran ini lalu diberedel. Ia lalu mendirikan Soenting Melayoe.
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
(Rohana Kudus. foto: wikipedia)
Ruhana lahir dari keluarga pejuang. Perempuan yang hidup sejaman dengan RA Kartini kelahiran tanah Minang itu adalah sepupu H Agoes Salim dan bibi dari penyair kondang Khairil Anwar. Ia juga kakak tiri Soetan Sjahrir .
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asy'ari di Pekanbaru, Khofifah: Teladan Kepemimpinan dalam Keberagaman
Ruhana lahir dari ayah yang berprofesi sebagai wartawan bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan. Sedang ibunya bernama Kiam, seorang ibu rumah tangga. Ia lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884.
Pemerintah RI menilai bahwa Ruhana berjasa terhadap negara lewat karya-karya jurnalistiknya. Selain itu juga terlibat dalam peperangan, terutama penyelundupan senjata Koto Gadang ke Bukittinggi melalui ngarai Sianok membantu para pejuang kemerdekaan. Senjata itu disembunyikan di dalam sayur-sayuran.
Selain Ruhana, Sardjito juga mendapat anugerah gelar pahlawan. Ia adalah rektor pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) 1950-1961 dan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) 1964-1970. Jasa Sardjito terutama karena ia membantu para pejuang kemerdekaan lewat makanan berupa biskuit.
Baca Juga: Ketua PWM Jatim Apresiasi Pelaksanaan Pilkada 2024
(Prof Sardjito. foto: wikipedia)
Biskuit adalah makanan khusus yang dibuat Sardjito untuk makanan para pejuang bangsa yang berada di medan perang. Saat itu biskuit Sardjito dikenal sebagai makanan yang bisa menahan lapar sehingga cocok untuk makanan tentara di medan tempur.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Masih ada beberapa nama lagi yang bakal mendapat anugerah gelar pahlawan yang ahli warisnya akan diundang ke Istana Negara pukul 13.00 siang nanti. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News