MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemkot Mojokerto menggelontor anggaran proteksi dini banjir hingga puluhan miliaran rupiah, di penghujung tahun 2019 ini. Namun kondisi Kali Sadar yang membelah Mojokerto menjadi dua bagian masih mengancam. Sewaktu-waktu luapan sungai ini bisa menenggelamkan permukiman di sekitar sungai di dua wilayah, yakni wilayah Kecamatan Magersari dan Kranggan.
Kali di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas tersebut hingga jelang musim penghujan ini masih disesaki ratusan ton tanaman liar.
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
(Eceng gondok di saluran irigasi berpotensi menyumbat pipa pompa yang baru dibangun Kelurahan Gunung Gedangan, tapal batas Kabupaten Mojokerto)
Tanaman air jenis eceng gondok, kangkung, dan teratai ini diprediksi bakal jadi penyumbat aliran air Kali Sadar. Jika demikian, maka banjir kiriman yang datang hampir tiap tahun akan kembali dengan senang hati merendam Lingkungan Kuti, Keboan, dan Kelurahan Gunung Gedangan.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
Dari penelusuran wartawan di lokasi, tanaman liar tersebut tumbuh memenuhi permukaan air mulai dari Lingkungan Tropodo sampai Kelurahan Gunung Gedangan yang menjadi tapal batas Kota dengan Kabupaten Mojokerto. Ironisnya, tanaman tersebut tumbuh subur hanya di wilayah Kota Mojokerto saja di sepanjang kurang lebih 3 km mulai dari jembatan Tropodo - Gunung Gedangan.
"Begitu masuk wilayah Kabupaten Mojokerto, eceng gondok dan sejenisnya tidak tampak lagi. Ini kan aneh, saya sendiri aja sampeai heran," ujar Shiro, seorang warga Kelurahan Meri, Jumat ( 22/11) kemarin.
Baca Juga: 5 Kelurahan di Kota Mojokerto Terdampak Banjir, Pj Ali Kuncoro Siapkan Sejumlah Langkah Penanganan
(Bersih, Kali Sadar di Kabupaten Mojokerto berbanding terbalik dengan kondisi Kali Sadar di wilayah Kota Mojokerto)
Tumbuhan eceng gondok yang lazim disebut bengok ini tak hanya memadati kali Sadar. Namun juga sebuah saluran irigasi di tapal batas Kabupaten Mojokerto.
Saluran air berukuran 3 meter yang menuju Kali Sadar juga dijejali bengok. Tragisnya, sejumlah ujung pipa penyedot di rumah pompa yang baru selesai dibangun tersebut sarat dengan bengok. "Kalau air saluran ini disedot dan untuk selanjutnya dibuang ke sungai, kan ya pasti buntu. Ini yang ngawasi tahu atau nggak seh," sindir Shiro.
Baca Juga: Khofifah dan Gus Barra Bagikan Nasi Bungkus kepada Korban Banjir di Mojokerto
Keberadaan bengok-bengok liar di sungai Sadar menggugah empati DPRD setempat. Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Mochamad Harun mengaku kaget dengan maraknya bengok liar ini. "Loh masa? itu masih ada ya? Atau sudah dibersihkan semua? Nanti akan kami cari tahu ya di lokasi ya untuk memastikannya," katanya.
Politikus Gerindra tersebut mengungkapkan jika keberadaan bengok tersebut terbukti, maka pihaknya akan mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) agar mengambil tindakan. "Kalau masih banyak, maka kami akan minta DPUPR mendesak BBWS. Sebab, itu bukan menjadi kewenangan Pemkot," janjinya.
Dikonfirmasi lewat handphone, Kepala DPUPR Kota Mojokerto Mashud mengatakan pihaknya akan koordinasi dengan BBWS karena tidak punya kewenangan. "Terkait kebersihan kali Sadar kita sifatnya koordinasi dengan BBWS yang punya kewenangan," katanya.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Rapat Terbatas Penanganan Bencana, Pj Ali Kuncoro: Koordinasi dengan Pemkab
Ia juga menuturkan bahwa upaya tersebut telah berhasil. "Contoh Jum'at kemarin kita gotong royong bersihkan kali sadar bersama TNI, Polri, dll. Kita juga koordinasi soal apakah jadi ancaman atau sebesar apa ancaman banjir... pean tanyakan ke BBWS yang punya kewenangan," pungkasnya. (yep/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News