KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Kunjungan Duta Besar (Dubes) Polandia untuk Indonesia, Beata Stoczynska ke Eco Green Park (EGP), Jumat (29/11), menjadi momen spesial bagi pengelola EGP Kota Batu. Pasalnya, Beata Stoczynska secara resmi datang, khusus hanya sekadar memberi nama si bayi White Stork ‘Kajtek’ yang lahir 21 Agustus 2019 lalu.
Menurut Beata, tidak ada yang spesial dari nama ‘Kajtek’. Kendati demikian, ungkapnya, nama tersebut memiliki filosofi tersendiri, yakni sebutan bagi anak kecil di Polandia yang mudah diingat oleh siapa pun.
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Tinjau Program Makan Siang dan Susu Gratis di SDN Bumiaji 02
Kedatangan Dubes Beata tidak mendapat sambutan khusus dari Pemerintah Kota Batu. Tidak ada pejabat Pemkot Batu yang ikut mendampingi. Begitu sampai di lokasi, Beata langsung menuju ke lokasi penangkaran. Di tempat itu, lantas Beata menorehkan nama ‘Kajtek’ di papan yang sudah disediakan pihak pengelola EGP.
Ditambahkan Beata, dalam rangka memperingati hubungan diplomatik yang ke-65 antara Indonesia dan Polandia, diwacanakan tahun 2020 pemerintah Polandia akan menyumbangkan satwa elang putih kepada pengelola EGP. Selain ke EGP, Beata juga mengunjungi Museum Angkut.
Sementara itu, Manager EGP, Anggun mengungkapkan, White Stork telah berhasil berkembang biak secara alami di kandang exhibit sebanyak dua kali. Keberhasilan menetasnya satwa tersebut yang pertama terjadi pada tanggal 12 Oktober 2017 jumlah satu ekor dan yang kedua pada tanggal 21 Agustus 2019 jumlah satu ekor.
Baca Juga: Pemkot Batu dan DPRD Sepakati APBD 2025, Alokasi Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan
Dijelaskan, telur White Stork dierami dan dirawat sampai besar oleh kedua induknya (parent rearing). Rata-rata, mereka bertelur sebanyak 4 butir dengan masa inkubasi sekitar 33-34 hari. Anakan muda akan keluar dari sarang saat berumur 58-64 hari dan masih berlanjut diberi makan oleh induk selama 2 minggu. White Stork di Eco Green Park dirawat dalam kandang exhibit terbuka dan bisa langsung dinikmati keindahannya secara langsung oleh pengunjung.
Sementara itu, drh. Elvi, yang bertanggung jawab terhadap kesehatan satwa di EGP menyebutkan, lingkungan kandang dibuat secara alami dengan enrichment yang memadai, yaitu lantai tanah berumput, pohon pelindung, tanaman semak perdu, material bersarang dari kayu dan ranting kecil, kolam air serta atap berlindung kecil. Pakan yang diberikan berupa aneka jenis ikan. Satwa tersebut mendapatkan perawatan yang baik berupa nutrisi, suplemen pendukung vitamin, keeper yang siaga serta pengelolaan manajemen konservasi yang terpadu.
Dihubungi terpisah, Titik S. Aryanto, Humas JTP grup mengungkapkan, satwa kebanggaan masyarakat Polandia yang berhabitat asal dari daerah yang memiliki empat musim ini telah berhasil dikembangbiakkan di Eco Green Park, daerah yang hanya memiliki dua musim. Hal ini menunjukkan keistimewaan satwa tersebut yang mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan yang memiliki perbedaan eksteim. Hal tersebut juga sebagai indikator keberhasilan Eco Green Park sesuai dengan fungsinya, sebagai lembaga konservasi untuk pengembangbiakkan dan penyelamatan satwa dan menjamin kelestarian keberadaannya.
Baca Juga: Gelar Turnamen Gateball Antarkepala OPD, Pj Aries Ingin Jadi Sport Tourism di Kota Batu
"Oleh karena itu, diharapkan akan ada keberlanjutan kerja sama di bidang konservasi satwa White Stork ini antara Eco Green Park (Jawa Timur Park Grup) dengan Pemerintah Polandia. Harapan adanya kerja sama tersebut memungkinkan tidak hanya fokus pada White Stork, akan tetapi bisa juga pada satwa jenis lainnya," ujar Titik, Jumat (29/11).
Ditambahkan Titik, selain White Stork, satu satwa langka lagi yang melahirkan anaknya di EGP, yaitu Fulture atau burung pemakan bangkai. Ia lahir dua bulan lalu dalam kondisi sehat. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News