GRESIK, BANGSAONLINE.com - Komisi I DPRD Gresik menyoal lemahnya pengawasan Alun-alun Gresik yang baru dibangun megah dengan menyedot APBD Gresik sekira Rp 19,5 miliar lebih.
Sebab, Alun-alun yang berada persis di depan Masjid Jami' Gresik kerap dimanfatakan muda-mudi untuk berbuat mesum. Bahkan, DPRD kerap mendapatkan laporan Alun-alun sering digunakan untuk transaksi wanita malam atau pekerja seks komersial (PSK).
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
"Bangunan Alun-alun yang lokasinya sangat tertutup sering dipakai pacaran muda-mudi, bahkan kerap digunakan wanita malam untuk bertemu pelanggannya dan bertransaksi," ujar Wakil Ketua Komisi I DPRD Gresik, Syaichu Busyiri usai hearing dengan Dispol PP dan instansi terkait, Selasa (7/1).
"Kami sering mendapatkan keluhan dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar Alun-Alun karena Alun-alun kerap digunakan berbuat maksiat," imbuhnya.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
(Syaichu Busyiri)
Menurut dia, minimnya pengamanan di Alun-alun membuatnya sampai menempatkan pemuda untuk berjaga di sana. "Saya minta seseorang untuk jaga Alun-alun, saya gaji sendiri. Karena saya merasa kecewa dengan kinerja dinas terkait," cetusnya.
Nah, dari hasil pengamatan pemuda itu, lanjut Syaichu, mereka menemukan banyak fakta orang berbuat mesum di sana. Sehingga, kondisi ini sangat mencoreng nama Gresik yang dikenal kota wali dan santri ini.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
"Saya akan terus suruh orang untuk jaga dan awasi Alun-alun jika OPD terkait tak bisa bekerja maksimal menuntaskan persoalan ini," terangnya.
Kepala Dinas Satpol PP Gresik Abu Hasan membenarkan fakta yang dibeberkan Komisi I. Menurut dia, Dispol PP juga kerap mendapati muda-mudi berpacaran hingga berciuman di Alun-Alun.
"Sering sekali. Bahkan semalam ada 5 yang diamankan. Mereka kami bawa ke kantor untuk pembinaan," ungkapnya.
Baca Juga: Jalankan Putusan PN, Kejari Gresik Keluarkan Nur Hasim dari Rutan Banjarsari
Abu Hasan menyatakan, pada 2019 pengamanan yang dilakukan masih hingga pukul 22.00 WIB. Sedangkan untuk pukul 22.00 WIB sampai 07.00 WIB dijaga petugas yang ada di Pendopo. "Kami punya dua tim. 6 orang shift pertama, jaga mulai pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB, dan pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB," jelasnya.
Abu Hasan menyatakan telah mengantisipasi kondisi tersebut pada 2020 ini. Yakni dengan mengusahakan penjagaan hingga 24 jam, serta manambahkan lampu dan CCTV di Alun-Alun. "Ini upaya kami untuk pengawasan Alun-alun agar bisa lebih maksimal," pungkasnya.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Zurron Arifin mengakui kalau pengamanan Alun-alun hingga saat ini belum berjalan maksimal. "Baru ada 1 petugas keamanan taman di Alun-Alun. Saya akui memang tidak maksimal," cetusnya. (hud/rev)
Baca Juga: Terobosan Baru, Kanwil Kemenkumham Jatim Hadirkan Immigration Lounge di Gresik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News