Harlah NU 94: Kesempatan Munculnya Kader NU Sebagai Figur Pemimpin Milenial

Harlah NU 94: Kesempatan Munculnya Kader NU Sebagai Figur Pemimpin Milenial Lia Istifhama, pengurus Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Timur. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hari ini (Jumat, 31/1), Nahdlatul Ulama (NU) genap berusia 94 tahun. Di hari lahir ormas Islam terbesar di Indonesia ini banyak harapan disampaikan para kader NU. Salah satunya Lia Istifhama.

Menurut pengurus Fatayat NU Jatim ini, angka 94 sudah mendekati satu abad. Tentunya bukan waktu yang sebentar untuk sebuah organisasi beraktualisasi dan eksis di tengah masyarakat. Lia berharap NU semakin diminati oleh anak muda, terutama generasi milenial, karena mereka ini lah wajah NU pada 20 tahun mendatang.

Baca Juga: Di Pamekasan, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Datang ke TPS pada 14 Februari 2024

"Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Jadi, ayo kader NU yang sekarang pemuda, pemudi, alias milenial, harus berani tampil ke depan. Kuncinya ucapkan Bismillah, niat ingsun nggedekno NU," ujar putri mantan komandan Banser Jatim, KH. Masykur Hasyim itu, Jumat (31/1).

Perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu mengungkapkan, saat ini adalah saatnya figur pemimpin milenial muncul dari rahim NU. Karena NU memiliki tahapan kaderisasi yang sistematis dan berjenjang, mulai dari IPNU/IPPNU, PMII, Fatayat, GP Ansor hingga Muslimat NU dan struktural NU.

"Saatnya kader milenial NU muncul meneruskan tongkat kepemimpinan, sebagaimana para pendahulu di masa lalu. Apalagi NU adalah mayoritas di negeri ini, termasuk di Jawa Timur," katanya.

Baca Juga: Gus Irfan: Hormati Saudara Kena Bencana, 15 Tahun Gerindra Belum Pernah Peringati Harlah Meriah

"Kita ini, yang anak-cucu keluarga Nahdliyin, harus berani tampil ke depan. Harus yakin dan optimis membesarkan NU melalui karya-karya kita. Jangan sampai kita yang merupakan kader NU, berpikir harus kaya baru bisa berkarya. Kalau para pendahulu NU bisa membuat karya besar, yaitu kemerdekaan RI, maka kita sebagai para cicitnya juga bisa kok melakukan meneladani itu, yang penting kan niat membangun kemaslahatan," tutur Putri NU 2005 ini.

Keponakan gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ini mengingatkan sejatinya NU tak kekurangan stok kader pemimpin. Terbukti, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang merupakan kader NU pernah menjadi presiden RI ke-4. Saat ini, Wapres RI KH. Ma'ruf Amin juga adalah kader NU.

Sementara di tingkat lokal, Khofifah Indar Parawansa juga berhasil menjadi kader NU pertama yang menjadi Gubernur di Jawa Timur. "Karena itu, ini adalah era kebangkitan NU. Dan kader NU milenial tak boleh ketinggalan mengisi momentum ini," tuturnya.

Baca Juga: Resepsi Puncak Satu Abad NU, Wali Kota Abu Bakar Berangkatkan Rombongan PCNU Kota Kediri ke Sidoarjo

"Melalui resolusi yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy'ari menjadi spirit perjuangan. Tentang keberanian dan ketangguhan untuk melawan yang salah, yaitu penjajah. Saat ini, waktunya kader milenial NU meneruskan tongkat estafet untuk mengambil peran dan melayani umat," pungkas Lia yang sedang running dalam Pilwali Surabaya 2020 itu. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO