BangsaOnline-Presiden Joko Widodo (Jokowi)
rencananya bakal menghadiri perayaan Natal di Papua dan Papua Barat. Hal itu
diungkapkan Ketua Majelis Rakyat Papua Barat Vitalis Yumthe beberapa waktu
lalu.
Yumthe mengatakan, Jokowi berjanji bakal menghadiri perayaan Natal di Papua
saat pihaknya berkunjung ke Balai Kota DKI Jakarta semasa Jokowi menjabat
sebagai gubernur DKI.
"Janji itu diucapkan oleh Jokowi dalam pertemuan bersama Majelis Rakyat
Papua Provinsi Papua dan Papua Barat pekan lalu di Kantor Gubernur DKI di
Jakarta," kata Yumthe di Manokwari seperti dikutip Antara, Minggu (14/9).
Selain merayakan Natal, kata Yumthe, Jokowi juga berjanji setelah dilantik
nanti dia akan mengundang tokoh-tokoh Papua dan Papua Barat untuk berdialog di
Istana Negara.
Belum sampai Jokowi menghadiri Natal di Papua, kini rencana kedatangan orang
nomor satu di republik Indonesia itu sudah menuai kontroversial. Berikut ini
kontroversi rencana kedatangan Jokowi ke Papua:
Sekitar 30 massa anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)
Komite Kota Malang, Jawa Timur, menggelar aksi long march dari Stadion Gajayana
menuju Gedung DPRD Kota Malang, Jumat (19/12). Mereka menyebut aksinya
memperingati hari perampasan hak bangsa Papua oleh Indonesia.
Dalam orasinya mereka menuntut Presiden Jokowi agar memberikan kebebasan dan
hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua. Selain itu juga meminta
Presiden agar menarik anggota TNI dan Polri dari Papua.
"Kami menolak kedatangan Presiden Indonesia, Joko Widodo pada 27 Desember
2014 ke Papua," kata juru bicara aksi Yustus Yakusamon, Jumat (19/12).
Yustus dan kawan-kawan mempertanyakan rencana kunjungan Jokowi ke Papua. Aksi
penembakan yang terjadi di Papua belakangan sangat menyakitkan mereka. Aparat
militer harus bertanggung jawab.
"Jokowi sudah memberi kami bingkisan Natal 8 orang tewas dan 13 orang
kritis, mereka semua anak-anak SMA. Jokowi mau merayakan Natal di sana? Kami
tegas menolak," kata Yustus.
Kekerasan, kata Yustus, tidak hanya kali ini terjadi, tapi sekian kali bahkan
tidak terhitung. Seperti Operasi Mandala pada 1962 dan lain sebagainya, tanpa
ada penyelesaian hukum.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Berbeda dengan Mahasiswa Majelis Rakyat Papua Barat justru
menagih janji Jokowi yang katanya bakal hadir dalam perayaan Natal di Papua dan
Papua Barat. Hal itu dikatakan Ketua Majelis Rakyat Papua Barat, Vitalis
Yumthe.
"Janji itu diucapkan oleh Jokowi dalam pertemuan bersama Majelis Rakyat
Papua Provinsi Papua dan Papua Barat pekan lalu di Kantor Gubernur DKI di Jakarta,"
kata Yumthe di Manokwari seperti dikutip Antara, Minggu (14/9).
Menurut Yumthe, pertemuan Majelis Rakyat Papua dan Papua Barat dengan Jokowi
pekan lalu itu difasilitasi oleh tim relawan pendukung jokowi. Dalam pertemuan
itu pihaknya mengusulkan agar Jokowi bersama rakyat Papua melakukan evaluasi
terhadap Undang-Undang Nomor 21/2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi
Provinsi Papua dan Papua Barat.
Selain evaluasi Otsus, kata Yemthe, pihaknya juga menyampaikan berbagai kendala
dan permasalahan pembangunan di Papua dan Papua Barat. Hal ini agar Jokowi
mempunyai gambaran dalam mengambil kebijakan untuk pembangunan Papua ke depan.
Lebih jauh, dia mengatakan bahwa Majelis Rakyat Papua bahkan seluruh rakyat
Papua dan Papua Barat siap mendukung Pemerintahan Jokowi. Terlebih bila janji
Jokowi untuk merayakan Natal dan berdialog dengan rakyat Papua dan Papua Barat
terwujud.
"Kami berharap juga Presiden terpilih Jokowi mempunyai komitmen yang kuat
untuk membangun Rakyat Papua dan Papua Barat seperti yang telah dilakukan oleh
Presiden SBY," terangnya.
Ustaz Yusuf Mansur ikutan komentar. Dia menyarankan Jokowi
tidak menghadiri Natal bersama. Menurut dia yang perlu dilakukan Jokowi adalah
memastikan bahwa perayaan hari raya umat Nasrani itu berjalan aman.
"Saya cinta beliau. Saya sayang beliau. Beliau harus ada bagi semua agama.
Tapi tidak untuk Natal bersama. Sebab beliau muslim. Tetap ada batas-batas
tertentu," tulis Yusuf Mansur lewat akun Twitter pribadinya, Rabu,
(10/12).
Lebih lanjut Yusuf Mansur meminta agar umat non-Nasrani agar ikut serta
mengamankan jalannya perayaan Natal. Salah satu caranya adalah dengan menjaga
rumah ibadah dan rumah penganut Nasrani.
"Kalo ada kawan-kawan, kebaktian, jagain hartanya, jagain rumahnya, jagain
sekitar rumah ibadahnya, bantuin yang gini-gini, masih aman."
Tapi tidak lama setelah menulis tweet-nya, Yusuf Mansur menarik perkataannya.
Menurut dia Jokowi perlu hadir dalam perayaan Natal nasional. "Eh 1 lg
dah. Pak Jokowi prl hadir, tetep, ke Papua. Malah perlu, prioritas. Cuma,
sebaiknya, ttp ga ikut Natalannya. Blh ga setuju koq."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News