KOTA PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaparkan rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo.
Seiring dengan terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan di Jawa Timur, Pelabuhan Tanjung Tembaga bakal dikembangkan menjadi pusat hub pedagangan dan konektor titik-titik pariwisata unggulan di Jawa Timur.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Dari sektor perdagangan, Pelabuhan Tanjung Tembaga saat ini sudah menjadi pelabuhan yang cukup besar peranannya bagi Jawa Timur. Per bulannya ada sebanyak 140 an kapal besar.
Pelabuhan ini juga sudah menjadi tempat bongkar muat kapal dari manca negara meski belum banyak. Seperti kapal dari Thailand yang membawa barang ekspor ke Indonesia. Kapal ini membawa row sugar dan tepung tapioka sebanyak dua kali setiap bulannya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
"Pelabuhan ini dibangun atas sebuah obsesi dan harapan agar pelabuhan ini bisa menjadi salah satu shadow seaport of Singapore karena peluangnya sangat besar. Di sini, kedalaman 16 meter, sejauh ini yang kita tahu yang paling dalam ada di pelabuhan Benoa yaitu 20 meter," kata Khofifah.
Keistimewaan dari Pelabuhan Tanjung Tembaga adalah letaknya yang strategis dilindungi pulau Madura sebagai breakwater. Sehingga gelombang lautnya tidak tinggi hanya 1,5 meter maksimal. Serta tingkat sedimentasi lautnya juga rendah.
Sedangkan secara ketersediaan fasilitas yang eksisting, Pelabuhan Tanjung Tembaga sudah memiliki kawasan pergudangan, pemadam kebakaran, rest area, serta jembatan timbang.
Baca Juga: Sarbumusi Kota Proboolinggo Ingatkan Pengusaha agar Tak Intervensi Pilihan Karyawan di Pilkada 2024
Ke depan jalan akses ke Pelabuhan Tanjung Tembaga juga akan dilebarkan. Jika saat ini jalan yang mampu dilewati beban 20 ton hanya berlebar 8 meter, ke depan akan dilebarkan menjadi 15 meter.
"Saat ini sudah ada 3 instansi yang paparan ke pemprov. Bahkan ada yang sudah memaparkan akan mempersiapkan untuk menjadikan seaport ini sampai kedalaman di atas 20 meter. Tapi kami belum putuskan," kata Khofifah.
Selain potensial untuk urusan logistik, pengembangan kawasan Pelabuhan Tanjung Tembaga juga dalam rangka menjadikan menyokong sektor pariwisata. Pelabuhan Tanjung Tembaga digadang akan menjadi tempat sandarnya kapal-kapal pesiar yang membawa wisatawan untuk dibawa ke titik-titik pariwisata unggulan di Jawa Timur.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Salah satunya kawasan Bromo Tengger Semeru. Selain masuk dalam Perpres No 80 Tahun 2019, kawasan wisata Bromo Tengger Semeru digadang menjadi satu di antara sepuluh 'Bali Baru' di Indonesia yang bisa menjadi magnet wisatawan.
Dalam lampiran Perpres ini, pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga membutuhkan alokasi anggaran APBN dan KPBU sekitar Rp 9 trilliun, dan detail plannya akan digarap tahun ini.
Baca Juga: Tegas! Ketua GP Ansor Kota Probolinggo Bakal Tindak Anggotanya yang Tak Netral di Pilwali
"Captive market kita adalah wisatawan dari Eropa yang menggunakan kapal pesiar. Yang rata-rata mereka menghabiskan 14 hari di Indonesia. Kita ingin mereka menghabiskan waktunya di Bromo 2 hari, di Ijen 2 hari. Selama ini masing-masing hanya sehari," kata Khofifah.
Selain itu Khofifah juga menggadang Pelabuhan Tanjung Tembaga turut menjadi konektor ke pariwisata di Kepulauan Madura. Seperti ke Gili Labak dan Gili Iyang. (*/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News