NGANJUK (BangsaOnline) - Warga Dusun Petunggulung Desa Bareng Kecamatan Sawahan beberapa hari terakhir
ini merasa was-was. Hal itu dikarenakan alat pemantau pergerakan tanah atau
extenso meter yang dipasang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Nganjuk di wilayah ini sering kali berbunyi sendiri. Bahkan, saking
cemasnya, warga selalu keluar rumah saat mendengar alat itu bersuara.
Menurut salah seorang warga, sudah dua kali bunyi alarm di alat tersebut
berbunyi hingga setengah jam. Sehingga warga merasa cemas dan khawatir akan
terjadinya tanah longsor. Kwatir akan terjadi longso , banyak warga yang keluar
rumah dan mencari perlindungan. "Alat itu berbunyi berbarengan dengan
hujan deras, kamipun merasakwatir akan ada tanah longsor," ungkap Suyono
(50) warga setempat kepada BangsaOnline.com Selasa (23/12)
Karena cemas dan takut terjadi apa-apa, akhirnya
permasalahan ini oleh warga diberitahukan kepada perangkat desa setempat hingga
selanjutnya ditindaklanjuti dengan melaporkannya ke kantor BPBD Kabupaten
Nganjuk. Dilaporkannya bunyi alarm ini bertujuan agar BPBD sesegara
mungkin melakukan pengecekan apakah benar-benar akan terjadi longsor.
Mendapat laporan, petugas BPBD segera meluncur dan melakukan pengecekan
terhadap alat pemantau di wilayah rawan longsor ini. Setelah dilakukan
pengecekan, ternyata alat tersebut berbunyi karena disebabkan oleh konsleting ,
dan bukan karena ada pergerakan tanah. Kejadian yang sama juga pernah terjadi
pada alat extenso meter yang dipasang di Dusun Selopuro Desa/Kecamatan Ngetos
beberapa bulan terakhir,akibat konsleting alat pemantau lonsoe rweswbut juga
berbunyi sendiri hingga mengakibatkan warga yang ada di sekitar lokasi cemas.
Kepala BPBD Nganjuk, Soekonjono mengatakan, menurut hasil pemantauan, hingga
kini belum ditemukan adanya pergerakan tanah di beberapa wilayah titik longsor
yang dipasang alat pematau. "Setelah kita cek, ternyata telah terjadi
konslesting pada alat tersebut hingga alarm berbunyi, namun demikian kami
menghimbau warga untuk tidak cemas namun tetap waspada jika curah hujan tinggi
yang berpotenasi longsor," terang Soekonjono.
Menurutnya, BPBD Kabupaten Nganjuk telah memasang alat pemantau pergerakan
tanah di lima kecamatan yang masuk dalam area lawan longsor. Kelima titik itu di
antaranya Kecamatan Sawahan, Kecamatan Berbek, Kecamatan Ngetos, Kecamatan
Ngluyu dan Kecamatan Rejoso. "Kami minta warga tetap waspada, karena dalam
bulan Desember hingga Januari diperkirakan akan terjadi curah hujan lebat yang
berpotensi terjadinya tanah longsor," jelas Soekonjono.
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Tinjau Lokasi Longsor di Giripurno, BPBD dan DPUPR Gercep Bantu Material
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News