
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Jawa Timur bertekad membentuk kader yang berkualitas dan mumpuni. Untuk itu, partai besutan Anis Matta dan Fahri Hamzah itu menyelenggarakan Akademi Manusia Indonesia (AMI), Sabtu (14/3).
AMI menjadi ajang pendidikan bagi para kader Partai Gelora. Sebanyak 278 kader dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur mengikuti acara ini. Menurut Ketua DPW Partai Gelora Jatim, M. Siroj, Jatim menjadi pilot project pola pengkaderan yang menjadi kegiatan nasional ini.
"Usai menyelesaikan proses pembentukan pengurus, tugas kami berikutnya adalah pendidikan kader. Pola kaderisasi di partai kami adalah melalui AMI," kata Siroj.
Siroj mengungkapkan bahwa AMI berbeda dengan pola pengaderan yang biasanya ada di partai lain. Sebab, kaderisasi ini untuk mengedepankan kualitas berpartai.
"Kami launching pengaderan partai gelora. Ini berbeda dengan yang sebelumnya. Dari namanya, sudah Indonesia banget dan sifatnya wajib untuk seluruh kader," ujar Anggota DPRD Jatim periode 2014-2019 itu.
Sementara itu, Sekretaris DPW Partai Gelora Jatim, Misbakhul Munir menjelaskan nantinya, setiap kader diwajibkan dalam tiga tahap kaderisasi di AMI. Tahap pertama adalah Organization Development (pengembangan organisasi).
"Untuk level pertama, AMI akan membentuk kader yang berorganisasi profesional. Mereka disiapkan untuk mengelola partai, menjadi pengurus, dan pemimpin partai," imbuh Misbach.
Selesai di Organization Development, para kader akan menghadapi pelatihan berikutnya yang berbasis pada Sosial Development. Para kader akan dilatih untuk merekayasa sosial atau social engineering.
"Partai Gelora harus bisa melahirkan kader yang berperan terhadap masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan sosial. Misalnya, dari yang awalnya apolitis, dengan adanya pendekatan yang kami lakukan, bisa menjadi peduli politik. Peduli terhadap pembangunan negara," sambung Misbach.
Pada akhirnya, para kader akan mengikuti tahapan yang ketiga, State Development. "State Development arahnya pada kemampuan mengelola negara," urainya.
Misbach berharap usai para kader mengikuti program pelatihan AMI, mereka bisa mengintensifkan komunikasi dengan komunitas masyarakat.
"Setelah pengaderan, mereka akan membangun kelas intensif. Misalnya, mereka akan bertemu organisasi yang didasarkan pada hobi masing-masing kader. Misalnya, bertemu komunitas sepeda, dzikir, politik, dan sebagainya," imbuh konsultan pendidikan ini.
Dengan mengintensifkan pola komunikasi berbasis komunitas, pihaknya optimistis akan lebih maksimal dalam memperlebar jaringan. "Kami membangun partai berbasis kader sekaligus massa. Harapannya, akan lebih masif dalam menyosialisasikan pandangan partai kami," tandasnya.
Selain AMI, Partai Gelora juga memiliki pola pendidikan melalui Akademisi Kepemimpinan Nasional (AKN). Bedanya, AKN menjadi ajang pendidikan bagi para pengurus atau fungsionaris partai.
"AKN ini jenjang pendidikan bagi para pengurus atau fungsionaris partai. Ini sifatnya wajib untuk level pimpinan partai," tegas Misbach. (mdr/rev)