SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Bakal calon bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengusulkan sejumlah upaya mengatasi dampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang menimpa para pedagang pasar tradisional di Sidoarjo.
Kata BHS, pemkab mestinya membebaskan uang retribusi kios dan lapak bagi para pedagang pasar tradisional. "Kita kan punya anggaran. Makanya semua pedagang (pasar tradisional) harus dibebaskan dari membayar retribusi. Ini sudah emergency," cetus BHS saat membagikan masker mencegah Covid-19, bersama Ketua DPD Golkar Sidoarjo, Warih Andono, di Pasar Krian, Kamis (16/4).
Baca Juga: Beraksi 2 Kali, Pelaku Curanmor Asal Kediri Dibekuk
Selain itu, BHS berharap pemerintah pusat membebaskan pajak bagi pedagang pasar tradisional yang termasuk kategori UMKM ini. Politikus Partai Gerindra ini juga meminta agar perbankan melakukan penjadwalan ulang bagi pedagang pasar tradisional yang memiliki pinjaman bank dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Untuk pembayaran bunga dan angsuran dimundurkan semua selama satu tahun. Sehingga ini bisa mengurangi beban pedagang selama masa krisis akibat Covid-19 ini," tandas mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Selain itu, BHS juga berharap pemkab memberikan insentif kesehatan bagi para pedagang pasar tradisional yang notabene sebagai ujung tombak perekonomian. Bentuknya pemberian extra fooding (makanan ekstra) bagi para pedagang pasar tradisional.
Baca Juga: Pastikan Rampung Total, Plt Bupati Sidoarjo Sidak Pengerjaan Betonisasi Jalan
Makanan ekstra itu misalnya pemberian vitamin dan rempah-rempah agar pedagang pasar tradisional tidak terpapar virus Corona. "Dibagikan ke semua pedagang. Sehingga tidak ada satu pun pedagang yang kena Corona. Bagaimanapun pedagang pasar itu aset ekonomi daerah," urai BHS.
Ia juga berharap sejumlah fasilitas pendukung Pasar Krian dipenuhi untuk melindungi geliat perekonomian pedagang. "Banyak sarana dan prasarana pasar yang belum terpenuhi. Termasuk salah satunya Alat Pemadam Kebakaran (Apar). Ada tabung Apar tapi isinya kosong," ungkap BHS.
Selain ketersediaan Apar, semestinya bangunan Pasar Krian ini juga dilengkapi fasilitas saluran penyemprotan air (sprinkler). Tujuannya untuk penanganan saat terjadi kebakaran.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
"Kalau tidak ada saluran penyemprotan air (sprinkler) ke seluruh bangunan, maka saat ada musibah kebakaran akan menyulitkan pemadaman. Selain itu, tidak bisa menyelamatkan pedagang maupun konsumen, termasuk barang dagangnnya," jlentreh BHS.
Selain itu, agar menjadi pasar ber-SNI, Pasar Krian juga barus dilengkapi ruang kesehatan, ruang ibu menyusui, serta alat tera. Sarana dan prasarana lain yang harus dilengkapi yakni adanya bank di pasar. Kata BHS, minimal harus ada tiga kios bank di setiap pasar tradisional agar pedagang bisa menyimpan uangnya dengan aman. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News