BOJONEGORO (BangsaOnline) - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Bojonegoro tahun 2015 mencapai Rp2,9 triliun. Angka ini tercatat sebagai
kekuatan anggaran terbesar bagi Kabupaten Bojonegoro. Bahkan, angka
tersebut masih akan naik di tahun 2016 mendatang.
Anggaran
tersebut berasal dari pendapatan asli daerah sebesar Rp262 miliar, dana
perimbangan Rp2,1 triliun dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp538
miliar.
Untuk asumsi PAD berasal dari pendapatan pajak daerah
sebesar Rp61 milliar, hasil retribusi daerah Rp30 milliar, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp19 miliar dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp151 miliar.
Selanjutnya,
bagi hasil pajak/bukan pajak menyumbang angka terbesar pada dana
perimbangan yang mencapai Rp1,2 triliun. Kemudian ada Dana Alokasi Umum
(DAU) sebesar Rp895 miliar dan Dana Alokasi Khusu (DAK) sebesar Rp19
miliar.
Sedangkan untuk lain-lain pendapatan daerah yang sah
terdiri dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah
lainnya mencapai Rp103 miliar, dana penyesuaian dan otonomi khusus
sebesar Rp376 miliar dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah
daerah lainnya sebesar Rp58 miliar.
"Pada pertengahan Januari ini
diharapkan sudah bisa melakukan pencairan anggaran," kata Kepala Badan
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD) Bojonegoro, Ibnu
Soeyoeti, kemarin (2/1).
Dengan besarnya kekuatan APBD ini,
pemerintah mengaku akan lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan.
Sebab, berdasarkan pengalaman kabupaten lain yang memiliki kekuatan APBD
cukup besar namun tidak mampu mengelola dengan baik, maka akan
berdampak pada masyarakat yang tidak bisa menikmati kesejahteraan.
"Tidak
harus semua untuk belanja modal seperti pembangunan dan lain
sebagainya. Bisa dialihkan untuk dana investasi maupun untuk
pemberdayaan masyarakat," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News