SAMPANG (BangsaOnline) - Banyak yang belum tahu bahwa Hutan Kera Nepa yang terletak di Desa
Nepa, Kecamatan Banyuwates, Kabupaten Sampang menyimpan sejuta pesona
alam. Salah satu keunikan dari hutan ini adalah dengan kehadiran ratusan kera satu-satunya
yang ada di Pulau Madura ini.
Hutan Kera Nepa bisa merupakan kekayaan alam yang dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) apabila mampu dikelola dengan baik. Sayangnya, Pemerintah Kabupaten Sampang menyatakan bahwa
hutan ini belum layak dijadikan salah satu sumber pendapatan
asli daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Sampang.
Saat ini
para pengunjung yang datang untuk melihat ratusan kera ekor panjang
kera jenis fasciczalaris masih belum ditarik retribusi. Padahal, jika
melihat keaslian tempat wisata, hutan ini berpotensi besar menjadi
pundi-pundi penyumbang PAD Sampang.
Para pengunjung dapat
menikmati keunikan Kera yang sangat bersahabat. Kera yang termasuk hewan
primata besar dan memiliki tingkat intelejensia tinggi
dibandingkan hewan lain ini, seakan menunggu makanan yang akan diberikan
setiap orang yang datang.
Ketika ada pengunjung datang,
sejak dari pintu masuk hutan, sudah banyak Kera di kanan kiri jalan
seakan menyambut kedatangan pengunjung. Sayangnya, tidak ada yang tahu
berapa jumlah Kera yang ada disana.
Seorang pawang Kera yang
sering mangkal di hutan tersebut juga tidak tahu seberapa banyak
perkembangan Kera setiap tahunnya. “Banyak Keranya, mas. Tapi, jumlahnya
tidak ada yang tahu,” kata Abd Aziz yang sudah menjadi juru kunci hutan
kera itu..
Untuk sampai ke Hutan Kera Nepa Sampang, para
penhunjung dapat mengambil jurusan dari kota Sampang menuju
Ketapang-Banyuates yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat
sekitar 50 kilometer.
Menurut sejarah, di Hutan Kera Nepa
Sampang ada makam leluhur atau tokoh Madura dan Datuk Dayak dari
Kalimantan yang makamnya bersandingan dan dijaga ratusan kera.
Sementara hutan yang ada layaknya hutan yang ada di pulau Kalimantan.
Warga sekitar dilokasi Desa Nepa Kecamatan Banyuates menyakini bahwa
Hutan Kera Nepa merupakan tempat keramat yang harus dijaga keasliannya.
Karena didalam hutan selain banyak kera yang menunggu, didalamnya ada
makam kramat tokoh orang Madura atau biasa disebut pujuk. Sedangkan warga Dayak
menyebut Datuk yang harus dirawat dan dijaga keasliannya.
Apabila melihat potensinya, maka hutan Kera Nepa bisa dijadikan tempat objek wisata Religi
dipesisir pantai utara Sampang.
Kepala Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sampang Djuwardi
menyatakan bahwa pemerintah belum berani menarik retribusi pengunjung
di Hutan Kera Nepa.
Mereka hanya dikenakan biaya parkir, itu
pun dikelola oleh warga yang rumahnya dekat dengan hutan tersebut.
Selain itu, mantan Kepala Dinas Koperasi Sampang ini mengatakan, untuk
menarik retribusi Hutan Kera Nepa harus ada peraturan daerahnya dulu.
“Kita akan perbaiki dulu Hutan Kera Nepa, biar pantas dan layak jadi tempat wisata,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News