BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Selama wabah Covid-19, kasus perceraian di Bangkalan meningkat. Tercatat warga yang mengajukan perkara perceraian di Pengadilan Agama (PA) Bangkalan naik 35 persen pada triwulan pertama tahun 2020 ini, dibandingkan triwulan pertama 2019.
Data yang dihimpun oleh BANGSAONLINE.com, tercatat ada 810 perkara yang masuk di PA Bangkalan selama triwulan pertama tahun 2020. Sedangkan di tahun 2019 dengan periode yang sama, tercatat sebanyak 599 perkara.
Baca Juga: Panitia Larang Puluhan Wartawan Masuk ke Acara Pembukaan POPDA dan PAPERDA di Bangkalan
Dari ratusan perkara cerai itu, faktor ekonomi dan KDRT masih mendominasi. Untuk cerai akibat ekonomi, pada tahun 2020 mencapai 142 perkara atau naik 65 persen dari tahun 2019 yang tercatat sebanyak 87 perkara. Sedangkan cerai karena faktor KDRT tercatat sebanyak 7 perkara di 2020, meningkat 40 persen dari tahun 2019 yang tercatat 5 perkara.
Menurut Humas Pengadilan Agama M. Rasid, naiknya perkara perceraian pada triwulan pertama tahun 2020 tak ada hubungannya dengan wabah virus Covid-19.
"Termasuk naiknya perkara cerai karena ekonomi dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), bukan karena faktor wabah Covid-19, karena Covid-19 masuk Indonesia akhir Februari. Sedangkan ke Bangkalan akhir Maret," ujarnya.
Baca Juga: Cawagub Lukman Gelar Sarasehan Bareng Emak-Emak di Bangkalan
"Statistik justru menunjukkan perkara yang masuk di Maret 2020 menurun. Rinciannya, bulan Januari sebanyak 279 perkara, Februari 268 perkara, dan di Maret 263 perkara," jelas Rasid saat ditemui BANGSAONLINE.com di kantornya, Senin (27/4).
"Jadi untuk memastikan apakah perkara naik akibat wabah Covid-19, belum bisa dilihat data sampai Maret. Nanti baru bisa dilihat di bulan April-Juni, apakah naik atau tidak," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelasakan bahwa pelayanan di PA Bangkalan, khususnya untuk pendaftaran perkara cerai dibatasi hanya sampai jam 12.00 WIB dan maksimal 15 pendaftar.
Baca Juga: Paslon Luman Didukung Kiai di Bangkalan saat Lukman Silaturahmi ke Ponpes Salafiyah Sya'idiyah
"Ini untuk menghindari berkumpulnya banyak orang serta physical distancing. Sementara pengawai tetap seperti biasa jam kerjanya, hanya waktu pendaftaran perkaranya saja dikurangi," tukasnya. (uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News