SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Munajat untuk ikhtiar melenyapkan virus corona terus dilakukan oleh para kiai yang dipelopori Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag. Kali ini puluhan kiai itu menggelar munajat malam keempat di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Selasa (2/6/2020) malam.
Selain Kiai Asep, tampak hadir Prof. Dr. KH. Ridwan Nasir (Ketua Yayasan Khadijah Surabaya), KH. Muhamad Roziqi (Ketua Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur), Dr. KH. M. Sujak (Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya), Syaikh Barkawi (guru tugas dari Universitas Al-Azhar Mesir), KH. Munif (MUI Kota Surabaya), dan para kiai lain dari kawasan Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Sebanyak 11 kiai kemudian memimpin doa secara bergantian pada penghujung acara.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Munajat berupa salat hajat, istighatsah dan doa bersama itu dikhususkan untuk Surabaya Raya yang kini sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap III.
“Kita doakan wali kota Surabaya dan wakilnya, wakil bupati Sidoarjo, bupati Gresik dan wakilnya. Semoga mereka bisa mengatasi dan menyelesaikan Covid-19. Kita juga berdoa untuk gubernur dan wakil gubernur serta presiden dan wakil presiden,” kata Kiai Asep saat memberikan taushiyah.
Kiai Asep berharap, jika PSBB sudah selesai, Jawa Timur bisa segera memasuki new normal. Karena itu ia minta agar kita makin memperketat diri sesuai protokol kesehatan. Yaitu pakai masker, sering cuci tangan, menjaga jarak, dan mengonsumsi makanan yang memperkuat imunitas.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Kiai Asep bahkan menyebut protokol Islam yang sangat menekankan kebersihan. “Islam itu bersih. Maka bersihkanlah kalian. Orang yang tak bersih tak akan masuk surga,” kata Kiai Asep mengutip hadits. “Tentu juga harus bersih hatinya,” tambahnya.
Menurut Kiai Asep, bersih hati itu penting, terutama bagi para pejabat yang menangani Covid-19, agar virus corona itu tidak dijadikan komoditas. “Jangan ada yang menari-menari di atas bangkai orang lain,” kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
Kiai Asep juga sempat mengkritisi pelaksanaan PSBB yang dianggap kurang efektif dan kurang pas, terutama di gang-gang di Surabaya. Menurut dia, jam 11 malam gang-gang ditutup. Tapi beberapa gang yang ditutup itu malah dijadikan tempat bergerombol. "Saya lihat sendiri," kata Kiai Asep. Bahkan, kata Kiai Asep, mereka malah lesehan dan cangkruk di jalan-jalan yang ditutup itu. Karena itu ia minta agar praktik PSBB seperti itu dibenahi.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Kiai Asep bersama para kiai juga mendokan para tenaga medis yang telah berjuang di garda paling depan dalam penanganan Covid-19. “Kita doakan para tenaga medis. Semoga mereka dan kita semua selalu diberi kesehatan,” kata Kiai Asep saat memimpin doa.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu juga berharap masyarakat sabar. Ia minta masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik memperbanyak baca lalailahaillallah dan lahaula wala quwwata illa billah. Sedang khusus kepala daerah baca istighfar 1.000 kali setiap hari karena mereka penanggungjawab.
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
(Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat ikut salat malam dan istighatsah di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya, Kamis (16/4/2020). foto: MMA/bangsaonline.com)
Menurut dia, jika para kepala daerah itu mau baca istighfar 1.000 kali tiap hari, maka Covid-19 akan segera lenyap. “Baca istighfar bukan kerena banyak dosa. Tapi menurut hadits, barangsiapa yang membaca istighfar, maka kesusahan dan kegundahan yang selama ini menimpa akan berubah jadi bahagia. Kesulitannya akan diberi jalan keluar. Kemudian Allah akan memberi rezeki,” kata Kiai Asep yang pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadan membagikan 300 ton beras dan 40.000 sarung, serta uang Rp 50 ribu per orang bagi relawan penanganan covid-19 dan warga terdampak secara sosial ekonomi virus corona.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.COM, ikhtiar untuk melenyapkan virus corona Kiai Asep selain membantu secara ekonomi juga menggelar dua bentuk munajat. Yaitu Munajat Khusus Surabaya Raya dan Munajat tiap Kamis malam Jumat untuk ikhtiar batin melenyapkan Covid-19 dari seluruh Indonesia dan semua negara, khususnya Jawa Timur. Munajat tiap Kami malam Jumat itu sudah berlangsung delapan kali dan akan diakhiri pada Kamis mendatang.
Baca Juga: Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
"Kita akan mengakhiri dengan angka ganjil, yaitu sembilan, yaitu Kamis akan datang,” kata Kiai Asep. Munajat yang digelar seminggu sekali ini digelar sejak Nisfu Sya’ban hingga Kamis mendatang. Sedang munajat untuk Surabaya Raya akan diakhiri pada 8 Juni mendatang, sesuai berakhirnya PSBB Surabaya Raya.
(Salat malam, istighatsah dan doa bersama di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. foto: MMA/ bangsaonline.com)
Baca Juga: Pembukaan Multaqa Alumni Al Azhar VIII, Kiai Asep Ungkap Sejarah Amanatul Ummah, Dulu Tempat Jin
Banyak tokoh yang sempat hadir dan ikut munajat yang dipimpin Kiai Asep itu. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bahkan sempat datang empat kali. Lalu Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori tiga kali. Juga Habib Hasan Mulachela Solo Jawa Tengah dan para pengurus Muslimat NU baik Surabaya maupun Jawa Timur. Sedang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir saat acara silaturahim dengan para kiai.
Yang menarik, semua fasilitas, konsumsi dan cinderamata ditanggung penuh Kiai Asep dan keluarganya. Kiai Asep selalu menolak jika ada pihak-pihak yang membantu. Apalagi dari pemerintah.
"Saya bukan menolak dibantu. Tapi semuanya sudah saya siapkan," kata Kiai Asep. Malah, tutur Kiai Asep, semua para tamu, termasuk para tokoh yang datang, juga sudah disiapkan bingkisan. "Istri saya yang menolak paling depan jika ada bantuan untuk pondok, terutama dari pemerintah," kata Kiai Asep.
Baca Juga: Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto
Kiai Asep memang dikenal sebagai ulama gemar bersedakah. Karena itu BANGSAONLINE.COM memberi gelar ulama fasih bahasa Inggris dan bahasa Arab ini sebagai kiai miliarder tapi dermawan. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News