Masjid Akbar Jumatan Lagi, Milenial Masuk Islam Berdatangan Lagi

Masjid Akbar Jumatan Lagi, Milenial Masuk Islam Berdatangan Lagi Dr. KH. Muhammad Sudjak (kiri) saat menuntun pemuda milenial Ardhi Prayoga Krisbayunda P membaca dua kalimat syahadat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (12/6/2020). foto: MMA/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya kembali menggelar salat Jumat, setelah dibuka sejak akhir bulan suci Ramadan lalu. Para muallaf pun kembali berdatangan, terutama para milenial.

Jumat (12/6/2020) hari ini, seorang milenial bernama Ardhi Prayoga Krisbayunda P masuk Islam. Remaja milenial berumur 27 tahun itu mengikrarkan dua kalimat di depan Dr. KH. M. Sudjak, Ketua Dewan Pelaksana Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Baca Juga: Maksimalkan Layanan, Khofifah Luncurkan 2 Aplikasi di Milad ke-24 Masjid Nasional Al Akbar

Namun sebelum menuntun membaca dua kalimat , Kiai Sudjak bertanya lebih dulu, apa agama yang dianut sebelumnya dan apa motifnya masuk Islam.

“Kristen,” jawab Ardhi ketika ditanya apa agama sebelumnya.

(Para jemaah salat Jumat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya,  Jumat (12/6/2020). foto: MMA/ bangsaonline.com)

Baca Juga: Luar Biasa! WN Inggris dan Pemuda asal NTT Ikrar Syahadat di Masjid Al Akbar Surabaya

Kiai Sudjak bertanya lagi, apakah sudah dapat restu dari orang tuanya? Ardhi menjelaskan bahwa orang tuanya sudah tahu kalau dirinya mau pindah agama, yaitu masuk Islam. Menurut dia, kedua orang tuanya beragama Kristen, tapi saudara-saudara orang tuanya semua muslim.

“Tapi sampean harus tetap menghormati orang tuanya,” kata Kiai Sudjak menasihati. Menurut Kiai Sudjak, meski beda agama, seorang anak harus tetap menghormati orang tua. “Harus jadi anak yang birrul walidain, menghormati orang tua,” kata Kiai Sudjak.

Lalu, apa motifnya masuk Islam? “Saya ingin mendalami agama Islam,” jawab Ardhi lagi.

Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar

Kiai Sudjak pun bertanya lagi, lalu setelah mendalami Islam, apa selanjutnya. Karena banyak orientalis mempelajari Islam, tapi tidak masuk Islam karena tak dapat hidayah (petunjuk).

Ardhi menegaskan bahwa ia masuk Islam karena ingin mengamalkan ajaran Islam. Kiai Sudjak pun langsung membimbing Ardhi untuk membaca dua kali . Ternyata Ardhi belum bisa melafalkan kalimat . Kiai Sudjak pun menuntun kata demi kata. Yang artinya, “Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

“Semoga mendapat hidayah (petunjuk-Red),“ kata Kiai Sudjak kemudian. Mantan Kepala Departemen Agama Jawa Timur itu langsung memimpin doa yang diamini oleh Ardhi dan para saksi yang berada di sekelilingnya. “Nanti akan ada bimbingan lanjutan,” kata Kiai Sudjak.

Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh

(Para jemaah salat Jumat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (12/6/2020). foto: MMA/ bangsaonline.com)

Orang nomor satu di Masjid Al-Akbar Surabaya itu lalu memberi bingkisan sebagai cinderamata.

Baca Juga: Syekh Afeefuddin di Maulid Akbar MAS, Khofifah: Upaya Unduh Berkah Allah dan Syafaat Rasulullah SAW

Usai proses pengikraran dua kalimat , kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Sudjak menjelaskan bahwa seorang anak harus menghormati orang tua, meski berbeda agama.

“Dalam ajaran al-Quran maupun Hadits, namanya seorang anak harus birrul walidain, menghormati kepada kedua orang tua. Walau (orang tuanya) bukan Muslim. Sejelek apapun, sebodoh apapun orang tua harus tetap dihormati,” katanya.

Bagaimana cara menghormati? “Apa yang disampaikan orang tua kita dengarkan. Kalau ajakannya baik dan tidak bertentangan dengan Islam, kita ikuti. Tapi kalau ajakannya tidak baik, ya tidak kita ikuti. Misalnya dia mengajak murtad, itu kan ajakan tidak benar,” kata Kiai Sudjak. Tapi tetap harus dihormati. 

Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya

Pantauan BANGSAONLINE.com, selain Masjid Al-Akbar, di kota Surabaya, banyak sekali masjid yang memfaslitasi para muallaf masuk Islam. Di antaranya Masjid Agung Sunan Ampel, Masjid Al-Falah, Masjid Rahmat Kembangkuning dan masjid lainnya. Hampir setiap hari para muallaf mengikrarkan dua kalimat . Para muallaf itu datang sendiri dan mayoritas mereka sebelumnya beragama Kristen.  (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO