BLITAR, BANGSAONLINE.com - DPC PKB Kota Blitar didesak menjalankan tugas sebagai partai untuk membentuk tim sembilan. Hal ini menyusul Ketua Tanfidz DPC PKB Kota Blitar, Yasin Hermanto yang tetap bersikukuh menyatakan akan mendampingi Henry Pradipta Anwar sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota pada Pliwali Blitar 2020 mendatang.
Kondisi itu ternyata berbanding terbalik dengan keinginan mayoritas pengurus dan sesepuh PKB Kota Blitar yang menolak pasangan Henry-Yasin sebagai calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada 2020. Bukan tanpa alasan, penolakan ini dilakukan karena sampai detik ini ternyata ranting dan pengurus anak cabang (PAC) tidak pernah diajak musyawarah membahas terkait Pilwali 2020.
Baca Juga: Mantan Wabup Blitar Dilantik Jadi Anggota DPRD Bersama Anak dan Menantu
Namun di sisi lain, ternyata tim sembilan juga tidak pernah terbentuk. Padahal tim ini memiliki tugas yang cukup penting, yakni untuk menentukan siapa bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang akan diusung di Pilkada Kota Blitar 2020.
"Kita mendorong agar DPC menjalankan tugas sebagai partai untuk membentuk tim sembilan. Di mana salah satu unsur terbesar yang dominan adalah dari unsur NU," ujar Tantowi, Wakil Ketua Tanfidz DPC PKB Kota Blitar, Senin (29/6/2020).
Kalau berbicara NU, lanjut Tantowi, di dalamnya ada sesepuh, para masyayikh yang akan diwakili oleh Rais Syuriah. Setelah itu, sebagai pelaksana keorganisasian ada yang namanya tanfidziyah. Selanjutnya yang mewakili unsur NU perempuan itu adalah muslimat, serta fatayat. Kemudian kader generasi muda di NU itu adalah Ansor.
Baca Juga: Perebutan Rekom Parpol di Pilkada Blitar, Bupati Rini Nyatakan Kesiapan Jadi Petahana
"Nah itu semua selama ini tidak pernah dilibatkan dalam proses penjaringan aspirasi yang berangkat dari NU dan banom-banomnya," tukasnya.
Adapun untuk diketahui, munculnya pengajuan rekom Henry-Yasin membuat kalangan pengurus dan sesepuh PKB melakukan penolakan. Pasalnya, proses pengusulan nama untuk menjadi calon wali kota dan wakil wali kota dinilai tidak sesuai dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART).
Sementara itu, sebelumnya Yasin Hermanto tidak membantah jika para seniornya di PKB memiliki pemikiran tak sejalan terkait pasangan calon yang diusung. Namun sebagai ketua DPC yang diberi amanah memimpin PKB, dia mengaku selalu mengikuti petunjuk dari DPW maupun DPP PKB. Termasuk soal pasangan yang akan diusung dalam Pilwali Blitar 2020.
Baca Juga: 12 Orang Daftar Bakal Calon Bupati Blitar Lewat Penjaringan PDI Perjuangan
"Semua punya pemikiran masing-masing. Senior saya mengklaim seperti itu boleh saja. Yang jelas saya selaku yang diberi amanah memimpin PKB di Kota Blitar selalu mengikuti petunjuk dari DPW dan DPP. Kalau ada kata-kata yang bilang saya mengondisikan ini sudah tidak benar," tegas Yasin Hermanto.
Dia menjelaskan bahwa DPP PKB memiliki Desk Pilkada. Tim dari DPP ini turun ke lapangan untuk melakukan survei terhadap elektabilitas bakal calon. Menurutnya, sampai saat ini Henry Pradipta Anwar yang juga putra sulung Mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar itu masih unggul dibandingkan calon-calon lainnya.
"DPP PKB punya Desk Pilkada. Mereka punya tim yang turun langsung ke lapangan untuk melakukan survei terhadap para bakal calon. Dan sampai saat ini yang unggul dalam survei memang Mas Henry. Itu fakta di lapangan," ujarnya.
Baca Juga: Pelantikan Kepala Daerah Ditunda, Jabatan Wali Kota Blitar Bakal Diisi Pelaksana Harian
Dia menambahkan, dirinya akan tetap istiqomah berpasangan dengan Henry Pradipta Anwar sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilwali Blitar 2020 sampai rekomendasi dari DPP PKB turun.
"Kalau suka tidak suka itu urusan pribadi. Insya Allah saya tetap istiqomah sampai rekomendasi dari DPP PKB turun. Tidak main-main ini, Kota Blitar mudah-mudahan pecah telur PKB menang," pungkasnya. (ina/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News